Mohon tunggu...
Hendra Wattimena
Hendra Wattimena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Alumni Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Pattimura

Blogger di www.sudutplambon.com, banyak membahas seputar dunia pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Peranan Penting Seorang Ibu Rumah Tangga dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

3 Mei 2022   15:50 Diperbarui: 4 Mei 2022   02:09 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ibu dan anak belajar (foto: ketut subiyanto/pexels)

Perempuan berpendidikan tinggi sibuk dengan pekerjaan di kantor dan wanita karir seperti bos di perusahaan besar mungkin adalah impian semua lelaki untuk menjadikannya istri. Lelaki siapa yang tidak mau memiliki istri yang punya kualitas pendidikan tinggi serta ekonominya stabil dan terpenuhi secara baik. 

Sebaliknya, orang sering meremehkan seorang perempuan yang hanya menjadi ibu rumah tangga yang kerja seharinya tak jauh-jauh dari sumur, dapur dan kasur.

Namun, setiap istri baik itu dia wanita karir atau hanya sibuk sebagai ibu rumah tangga yang hanya mengurusi anak dan suaminya tetaplah wanita yang mulia.

Seorang ibu rumah tangga tidak bisa dianggap sebelah mata karena ternyata memiliki dampak yang sangat besar terhadap kemajuan bangsa ini khususnya di sektor pendidikan. Bisa saja wanita yang memiliki uang banyak menyekolahkan anaknya di sekolah berkualitas sejak anak itu masih usia dini.

Tapi, bagaimana dengan seorang ibu rumah tangga yang memiliki ekonomi pas-pasan? Gaji dari suami hanya cukup buat kebutuhan sehari-hari, memiliki pendidikan hanya sebatas Sekolah Menengah Atas atau bahkan hanya lulusan SD. Di balik semua itu, peranan besar mereka secara diam-diam dalam membangun bangsa tidak kita sadari.

Tidak perlu menceritakan kisah orang lain, tetapi cerita mengenai sosok seorang ibu rumah tangga yang berperan dalam mencerdaskan anak bangsa dapat saya lihat dari sosok ibu saya yang sejak kami kecil begitu berperan penting dalam mendidik kami. Ibu saya adalah contoh kecil dari ibu rumah tangga yang luar bisa dalam mencerdaskan anak bangsa.

Sedikit cerita, saya dibesarkan dari keluarga seorang guru. Ayah saya adalah guru Sekolah Dasar dengan pendapatan pas-pasan. Untuk menghidupi 8 orang anak, gajinya tidak akan cukup apalagi sampai menyekolahkan ke jenjang perguruan tinggi.

Ibu saya hanya seorang ibu rumah tangga yang tugasnya setiap hari bekerja membantu ayah saya selepas pulang sekolah di kebun dan mengurus kami.

Walaupun kami hidup pas-pasan, tetapi orangtua saya sangat begitu peduli terhadap pendidikan kami. Sejak kami masih kecil, kami sudah diajarkan banyak hal oleh ibu mulai dari tata krama, sopan santun, belajar menulis, menghitung, membaca dan lain sebagainya. Ibu saya hanya lulusan SMA sedangkan ayah hanya tamatan PGSD. 

Orangtua saya tidak memiliki pendidikan yang tinggi tetapi peran mereka dalam mencerdaskan kami begitu luar biasa. Terutama ibu yang punya waktu begitu banyak di rumah dengan kami.

Setiap pagi jam 4, ibu sudah bangun menyiapkan keperluan rumah tangga dan menyiapkan perlengkapan ayah buat ke sekolah. 

Saya ingat waktu kecil ketika umur 4 tahun dan adik saya berumur 3 tahun, kami sudah diajarkan oleh ibu mengenal huruf. Di dapur kami, ibu menulis huruf dan angka dengan arang bekas memasak atau biasanya dibuat ayah huruf-huruf dari kertas bekas lalu ditempel di dinding dapur. Jadinya, setiap kali ibu memasak, kami berdua diajarkan mengenal huruf dan angka.

Metode pembelajaran seperti ini ibu terapkan mulai dari anak pertama hingga anak ke delapan. Kami tidak merasakan Paud atau TK. Kami langsung masuk Sekolah Dasar dan ketika masuk kami sudah bisa baca, menulis hingga menghitung. Jadi, guru di sekolah tidak repot-repot mengajari kami karena dasar kami sudah di atas rata-rata.

Setiap kami pulang sekolah, ibu selalu memeriksa tas kami. Jika ada tugas beliau akan membimbing dan mengajari kami menyelesaikan sampai larut malam. Alhasil, dari kedelapan anaknya setiap pengambilan raport di sekolah selalu mendapatkan peringkat.

Sedangkan Ayah saya, tidak pernah mengajari kami di rumah lantaran beliau adalah seorang guru yang selalu sibuk di sekolah dan ketika pulang harus menyelesaikan pekerjaan dari sekolah. Tetapi, setiap pulang sekolah beliau selalu meminjam buku-buku cerita dan buku pengetahuan dari perpustakaan buat kami baca di rumah.

Jadi, tidak heran sejak belum masuk bangku Sekolah Dasar kami sudah begitu lancar membaca. Saya sendiri merupakan kutu buku. Setiap ayah pulang sekolah, tas sekolahnya selalu saya periksa apakah ada buku yang dibawa pulang atau tidak. Saya menghabiskan hari-hari saya dengan berdiam diri di rumah hanya untuk membaca.

Dalam membentuk karakter dan kepribadian kami, orangtua kami mendidik kami dengan cara menegur kami. Sejak kecil selalu diingatkan apa yang tidak boleh dilakukan dan apa yang perlu dilakukan agar tidak membawa dampak buruk terhadap kita dan orang lain. Setiap mau ke sekolah, kami selalu diingatkan.

Misalnya, waktu saya pertama kali mau masuk SD yang diingatkan ibu adalah jangan suka ribut, dengar guru terangkan dengan baik dan jangan mencuri barang milik orang lain.

Setiap pagi, jika ingin ke sekolah sehabis ibu memberi uang jajan maka akan ada pesan-pesan yang diberikan oleh ibu kepada kami.

Sekarang dari kedelapan orang anak, sudah 4 orang anak yang sudah sarjana dan bekerja. Saya dan adik saya yang ke-6 sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Sedangkan, dua adik saya yang satunya duduk di bangku SMP sebentar lagi masuk SMA dan si bungsu duduk di kelas 4 SD.

Ada nilai-nilai penting yang bisa saya bagikan dari keluarga kami yang sederhana ini. Bahwasannya, pendidikan dan moral sangat penting ditanamkan oleh anak sejak dini. Itulah peranan orangtua. Guru di sekolah hanya sebatas memberikan materi, selanjutnya anak perlu mandiri di rumah untuk belajar dibawa bimbingan orangtua.

Sesulit apapun ekonomi, tetapi orangtua kami tetap memiliki tujuan mulia untuk mencerdaskan kami. Coba bayangkan, gaji seorang guru SD sangat kecil. Bagaimana mungkin sanggup membiayai 8 orang anak untuk menyelesaikan pendidikan hingga perguruan tinggi?

Dalam mendidik kami, ayah saya punya cara berbeda menyampaikannya. Kami sebagai anak-anaknya ketika melihat dia bekerja dengan keras demi pendidikan kami maka kami sadar apa yang harus kami lakukan agar lelah dari beliau bisa terasa ringan.

Beliau jarang sekali menasehati kami panjang lebar, tapi disaat kami melihat caranya bertangung jawab kepada kami maka ada semacam suatu keharusan kami meniru cara beliau bertangung jawab dan bekerja keras agar pendidikan kami terpenuhi. 

Kami harus dengar-dengaran dan prestasi kami di sekolah harus bagus biar bisa membuatnya terus tersenyum bahagia. Beliau melepaskan gengsi beliau sebagai seorang guru hanya untuk menjadi seorang petani. Pagi sampai siang di sekolah dengan pakaian rapi, siang sampai sore bermandikan keringat dan tanah di kebun demi memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

Sedangkan ibu saya, bukan lulusan universitas ternama. Beliau hanya lulusan SMA yang menjadi ibu rumah tangga. Namun, cara beliau mencerdaskan kami sangat luar biasa.

Beliau sadar betul betapa pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. Peran seorang ibu rumah tangga dalam memajukan peradaban tidak boleh diragukan. 

Kalian boleh berbangga jika ibu kalian adalah wanita karir dan punya ekonomi yang stabil. Tapi kami yang ibunya merupakan seorang ibu rumah tangga juga patut berbangga karena mereka luar biasa. Sosok istri tidak harus yang berpendidikan tinggi dan sibuk di kantoran, tetapi sosok istri yang baik adalah ibu rumah tangga yang mampu bertangung jawab terhadap keluarganya.

Jadi, jangan pernah menganggap rendah seorang ibu rumah tangga yang hanya di dapur karena mereka juga memiliki peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara.

Cerita tentang ibu saya adalah contoh kecil dari jutaan ibu rumah tangga di luar sana yang memiliki peranan dalam memberikan pola asuh terkait pendidikan anak-anaknya yang begitu luar biasa.

Jika ada pepatah yang mengatakan, di balik kesuksesan seorang pria ada sosok wanita di belakangnya maka jawabannya sosok wanita itu adalah seorang ibu.

Di balik kesuksesan seorang anak peran penting ayah dan ibu begitu besar. Pendidikan yang baik dimulai dari keluarga.

Selamat hari pendidikan nasional, 2 Mei 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun