Kekalahan yang kudapatkan itu tak membuatku jera untuk bangkit dan terus berkarya, aku mengajak rekanku Angel dan  Atris untuk mengikuti bebrapa Perlombaan mereka menerima tawaranku dan akhirnya kami pun satu tim. Dan kami bernama tim kami AHA TEAM, AHA sendiri merupakan singkatan dari nama kami masing-masing yaitu ATRIS, HENDRA dan ANGEl.Â
Dibawa bimbingan Pa Latu kami begitu semangat mengikuti berbagi kegiataan akan tetapi kami selalu gagal dan gagal, tak pernah mendapatkan juara.Â
Walaupun
kami selalu gagal Pa Latu selalu memberikan semangat untuk kami bertiga agar terus bangkit, harus tersus semangat jangan menyerah, Â bermodalkan tekat dan semangat beliau inilah kami masih tetap mengikuti berbagi perlombaan walaupun hasilnya selalu gagal. Aku pun sempat mengikuti lomba mural bersama dengan Kakak Fano, dia aku kenal ketika aku mengikuti perlombaan karya ilmiah membangun negeri, dia juga termasuk salah satu finalis waktu itu, kami berdua begitu akrab dan saling kontek-kontekan berdiskusi banyak hal akhirnya ketika ada perlombaan mural kami iseng-iseng untuk ikut hanya bermodalkan tekat dan berani, pokoknya mau juara tau tidak intinya harus ikut.ÂBiarpun kami tidak bisa mendaptkan juara dan gambar yang kami buat hanya asal-asalan tetapi kami puas dengan apa yang kami berdua buat. Aku dan kaka Fano pun banyak sekali mengenal seniman-seniman mural dikota Ambon, mereka begituh hebat-hebat dan luar biasa, aku begitu senang bisa berkenalan dengan mereka.
Hampir satu bulan aku, Atris dan Angel tidak bersama-sama mengikuti kegiataan, sampai suatu malam aku mendaptkan informasi dari salah satu temanku mengenai perlombaan yang dilaksanakan oleh Museum Siwalima Ambon hadianya cukup besar.
Kegiatan yang dilaksanaan merupakan kegiataan bedah koleksi  museum, koleksi akan diberikan kepada masing-masing peserta kemudian peserta akan menggali  informasi tentang koleksi tersebut dan dibuat didalam bentuk essay
Kemudian dipresentasikan, Aku pun mengajak kembali kedua temanku Atris dan Angel untuk mengikuti kegiatan tersebut, walaupun kami terus-terusan kalah kami tak pernah kapok-kapoknya untuk terus mengikuti perlombaan, dengan penuh perjuangaan kami bertiga menggali informasi untuk menulis Essay tersebut, satu tempat ke satu tempat kami telesuri untuk mencari narasumber.ÂTiba saatnya presentasi hasill perlombaan 4 Desember 2020 kami bertiga mempresentasikan hasil karya kami didepan dewan juri. Tak disangka-sangka saat pengumuman hasil kami terpilih sebagai pemenang lomba tersebut karena essay yang kami buat begitu menarik hati dewan juri, Perjuangan kami selama ini terbayar suda kami berhasil membawah pulang hadia sebesar sepuluh juta rupiah.
Saat ini tahun 2020 sudah akan berakhir sebentar lagi masuk pada tahun yang baru 2021, pandemi masih saja menghantui  bumi ini, segala kenangan suda dibuat selama setahaun 2020 bagi sebagian orang singkat padat dan jelas, tapi bagiku 2020 banyak menyimpan kenangan-kenangan indah dimana masa-masa berjuang mencari jatih diri sebagai seorang mahasiswa.Â
Masa dimana aku banyak belajar dari kegagalan. 2020 boleh saja usai tapi kenangannya tak akan pernah sirna dari ingatanku, sebenatar lagi 2021 akan tiba semoga ditahun yang baru ini kita semua akan lebih baik.Â
Pandemi akan segera berlalu dan kita yang sudah lama tidak bertemu dengan teman-teman di kampus akan dipertemukan kembali di 2021 setelah sekian lama COVID-19 memisakan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H