Mohon tunggu...
Hendra Halomoan Sipayung
Hendra Halomoan Sipayung Mohon Tunggu... Penulis dan konsultan pencitraan -

Saya adalah seorang penulis buku, ghostwriter, marketing online, personal brand consultant. Tinggal di Depok dan bekerja di daerah Ragunan, Jakarta Selatan. Saya bisa dihubungi di nomor 085925077652..Situs: http://konsultasimenulisbuku.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengenali Pasukan Pembela Jokowi Vs Prabowo di Media Sosial

26 Agustus 2018   14:56 Diperbarui: 2 September 2018   17:02 2149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi itulah alasan dan motif mereka bertempur di medsos, sadar ataupun tidak sadar. Namun yang menjadi pertanyaan selanjutnya ketika salah satu kekuatan yang menang, siapakah yang paling diuntungkan?

Menurut saya adalah kelompok pertama. Atau mereka yang mendapatkan kekuasaan, uang dan kewenangan. Pasalnya setelah merebut kekuasaan mereka mendapatkan bonus materi dan popularitas. Mereka bisa membeli rumah mewah. Disambut masyarakat bahwa dengan tari-tarian jika berkunjung ke kampung mereka. Mereka mendadak menjadi public figure. Tidak jarang menjadi superhuman di republik ini.

Lalu bagaimana  dengan para pembela malaikat? Nasib mereka tidak berubah. Faktanya banyak dari mereka yaang tidak memiliki ijazah, pekerjaan dan apapun. Eksistensi mereka hanya terwujudkan di dunia maya dan bukan di dunia nyata.

Lalu Bagaimana?

Jadi  bagaimana cara terbaik untuk membangun Indonesia yang lebih baik di masa tahun politik ini? Memilihlah secara kritis dengan melihat realitas otentik. Berdasarkan apa yang Anda rasakan betul. Bukan pada kenyataan di dunia maya yang bisa diciptakan orang-orang dengan berbagai kepentingan.

Sementara realitas yang Anda lihat dan rasakan diciptakan oleh Tuhan bukan dengan photoshop atau berita hoax. Saat ini banyak warganet yang disuguhi makanan yang melampaui kapasitas mulutnya untuk mengunyah. Mereka disuguhi berita soal utang, infrastuktur, aseng, hoaks, ulama dsb nya sementara kapasitasnya adalah soal bayar cicilan ke tukang kredit atau membeli membeli petai.

Apapun pilihan Anda jangan pernah mendewakan sosok apapun apalagi kelompok atau organisasi yang berafiliasi dengan kekuatan politik. Ingat tidak ada aksi yang gratis. Mereka melakukan hal harus dilakukan untuk meraih kekuasaan. 

Ingat, legitimasi terhadap kekuasaan berada ditangan Anda. Sehingga jadilah cerdas.

Jangan pernah tunjukkan dukungan Anda kepada siapapun sampai ke kotak suara. Jika itu Anda lakukan maka akan membuat para politisi stress. Jangan biarkan polling membaca arah suara Anda.

Biarkan para pencari kekuasaan mengeluarkan amunisinya memenangkan dukungan Anda. Tapi jangan pernah membiarkan diri Anda mereka kendalikan. Tentukan pilihan Anda dengan hati. 

Intinya  jangan pernah mau menjadi mainan para pelaku politik yang kemudian Anda bela mati-matian. Nyatanya mungkin mereka sedang bercanda ria di sebuah kafe di Senayan City, misalnya, saat Anda sedang bertarung berdarah-darah di media sosial dengan  sahabat, keluarga atau orang yang tidak  Anda kenal.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun