Kedua, jasa professional yang mampu menciptakan "realitas baru" di media sosial. Mereka bisa membuat berita yang berlebihan, video yang diedit dan foto-foto yang membuat Anda tertarik dan ingin menyebarkannya dengan sekali klik. Lalu apa gain yang mereka ingin dapatkan? Jelas uang.
Ketiga, kelompok berkepentingan yang terprovokasi dari para pemain politik dan professional berbayar untuk turut menyebarkan informasi.Â
Mereka umumnya memiliki keterkaitan dengan kekuatan politik tertentu. Bisa jadi ayahnya, omnya, kakeknya atau temannya diuntungkan jika partai politik tertentu berkuasa.
Gain yang mereka dapatkan bisa saja uang, peluang, proyek atau rasa bangga ketika keluarga atau sahabat mereka menjadi bagian dari kekuasaan.
Sementara kelompok yang keempat adalah yang agak janggal. Mereka yang membela kekuatan politik tertentuk karena seolah-olah mewakili ideologi yang mereka anut. Secara naif tidak jarang mereka menganggap dalam politik ada kekuatan jahat dan baik. Uniknya, mereka umumnya sangat militan.
Mereka adalah kelompok masyarakat yang sukses dipengaruhi pemain politik dan professional berbayar untuk menjadi pendukung tak berbayar yang militan. Dengan misi untuk membela kebenaran.
Apa yang mereka dapatkan barangkali mungkin dampak psikologi, senang atau bahagia, karena telah membela kebenaran. Atau dengan menjadi pembela kelompok tertentu mereka menjadi eksis. Kemarahan, rasa frustrasi untuk kehidupan mareka bisa mereka salurkan kepada sesuatu yang anonim yang tidak bisa membalas tindakan mereka.
Kelima adalah anggota masyarakat biasa yang mengaitkan kenyamanan dan ketidaknyamanan mereka dengan pemerintah atau kekuatan kelompok tertentu.
Orang yang menikmati jalan yang mulus mungkin akan cenderung mendukung kekuatan politik tertentu yang identik dengan pemerintah. Sementara orang yang pernah diusir keluar oleh petugas BPJS mungkin akan mengalihkan dukungan kepada kekuatan politik lainnya.
Hebatnya kelima kelompok ini ada di 2 kubu, baik pendukung Jokowi dan Prabowo. Dan menciptakan peperangan kolosal di media sosial.
Bagi yang agak cerdas dalam benaknya tergambar uang, kekuasaan, kewenangan. Sementara yang agak naif membayangkan sedang membela Tuhan. Lalu yang agak realistis membayangkan mendapatkan pekerjaan atau jaminan sosial.