9 Desember 2015 yang lalu, Indonesia berhasil menyelenggarakan Pilkada serentak yang pertama kali terjadi di republik ini. Berhasil dari segi penyelenggaraan yang relatif aman walau angka partisipasi pemilih masih rendah. Masyarakat sekarang bisa dengan mudah mengetahui pergerakan perolehan suara masing-masing kandidat. KPU sudah menyediakan fasilitas berupa portal situng pilkada 2015 yang bisa diakses dengan mudah. Rekapitulasi suara tersebut berdasarkan formulir C1 yang telah ditetapkan oleh KPPS. Tentu hasil yang ada di situng pilkada masih bersifat sementara dan bukan hasil final. Beberapa kesalahan pada formulir C1 akan diperbaiki pada rekapitulasi di tingkat lebih tinggi.
Berdasarkan rekapitulasi di situng pilkada 2015 dapat diambil kesimpulan bahwa PDIP menjadi partai yang paling banyak menghasilkan pemenang pilkada. Dari 253 hasil pilkada yang berhasil saya rekap  di situng pilkada 2015, PDIP berhasil meloloskan sekitar 119 pasangan menjadi pemenang/unggul sementara. Ini merupakan prestasi luar biasa buat PDIP setelah mereka memenangkan pileg dan pilpres 2014 yang lalu. Hasil yang berkebalikan didapat oleh PPP. Konflik yang terjadi di tubuh partai ini rupanya berdampak pada hasil pilkada 2015 kali ini. Rakyat mungkin berfikir mengurus diri sendiri saja masih kelabakan apalagi mengurus rakyat. Alhasil PPP hanya berhasil memenangkan atau ikut memenangkan sekitar 28 pasangan menjadi pemenang/unggul sementara. Angka ini menjadi ironis melihat bahwa 2 partai yang tidak lolos ke senayan yaitu PKPI dan PBB mampu memenangkan pasangan lebih banyak dari PPP yaitu masing-masing 38 dan 35 pasangan. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel parpol beserta jumlah pilkada yang berhasil dimenangkan (Seperti terlihat di gambar atas)
Fakta menarik lainnya adalah mengenai PDIP dan PKS. 2 parpol ini sebetulnya memiliki platform yang berbeda, dan dipersepsikan bertolak belakang. Namun tercatat koalisi yang melibatkan mereka mampu meraih kemenangan di 40 daerah, diantaranya Labuhan Batu, Indragiri Hulu, Lampung Selatan, dan Pangandaran. Entah parpol mana yang lebih mengambil keuntungan alias nebeng.
Angka-angka di atas masih sementara sehingga bisa saja berubah selain itu saya mengamati situng pilkada 2015 milik KPU secara manual, sehingga ada kemungkinan terjadi kesalahan pencatatan dari pihak saya. Namun kalaupun ada perubahan saya yakin tidak terlalu banyak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H