Semua orang bisa paham, apalagi Enrique berulang-ulang menegaskan jika kebugaran jadi faktor penting pemilihan timnya. Namun semua orang juga jadi mengerutkan kening heran ketika dia malah memanggil Jordi Alba. Padahal Alba sudah tidak menjadi pemain starter di Barcelona! Usia Alba juga sudah 33 tahun. Apa sih maksudnya Enrique?
Bukan cuma itu, pemilihan lini depan timnas Spanyol juga dinilai mengkhawatirkan. Pasalnya dari semua penyerang yang dibawa, tidak ada satu pun yang terbilang subur. Penyerang tersubur yang dibawa Luis Enrique cuma Alvaro Morata yang baru mencetak lima gol. Namun lagi-lagi Enrique cuek bebek, "Pesan saya (bagi mereka yang tak dipanggil) adalah terima kasih. Saya tahu ini adalah kekecewaan," ujarnya santai.
Baiklah, terserah pelatih saja. Toh Enrique tahu apa yang dia lakukan.Â
Hingga dia membungkam lagi semua pengkritiknya setelah kemenangan 7-0 di partai pemuka. Semua puas, semua kembali memuji Spanyol. Hanya satu hal yang tidak disadari, ternyata kemenangan itu menghabiskan semua "jatah keberuntungan" Spanyol. Setelah itu, mereka kembali terjerembab dalam kematian. Terhenti di babak 16 besar, dikalahkan Maroko. Bahkan sebelumnya dikalahkan Jepang. Â Pada saat dikalahkan Jepang itulah jelas ada kehormatan yang tercabut dari nama besar tim matador.
Nah, sekarang Spanyol sudah angkat koper dari Qatar. Mereka harus mulai siaga menyadari kemungkinan siklus mereka terus menurun. Dalam kondisi ini Spanyol harus percaya pada mentalitas toreros yang mereka punya. Mentalitas untuk bangkit dan menjadi kuat dalam bayang-bayang kematian.
Maka kita tunggu saja di turnamen berikutnya, apakah Spanyol masih terpuruk, atau malah bisa bangkit dari abu dan kembali pada kegemilangannya?
Salam olah raga!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H