Mohon tunggu...
Hendra Purnama
Hendra Purnama Mohon Tunggu... Freelancer - Seniman yang diakui negara

Penulis yang tidak idealis, hobi menyikat gigi dan bernapas, pendukung tim sepakbola gurem

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Piala Dunia 2022: Siklus Kematian Sang Matador

7 Desember 2022   10:22 Diperbarui: 7 Desember 2022   12:26 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua orang bisa paham, apalagi Enrique berulang-ulang menegaskan jika kebugaran jadi faktor penting pemilihan timnya. Namun semua orang juga jadi mengerutkan kening heran ketika dia malah memanggil Jordi Alba. Padahal Alba sudah tidak menjadi pemain starter di Barcelona! Usia Alba juga sudah 33 tahun. Apa sih maksudnya Enrique?

Bukan cuma itu, pemilihan lini depan timnas Spanyol juga dinilai mengkhawatirkan. Pasalnya dari semua penyerang yang dibawa, tidak ada satu pun yang terbilang subur. Penyerang tersubur yang dibawa Luis Enrique cuma Alvaro Morata yang baru mencetak lima gol. Namun lagi-lagi Enrique cuek bebek, "Pesan saya (bagi mereka yang tak dipanggil) adalah terima kasih. Saya tahu ini adalah kekecewaan," ujarnya santai.

Baiklah, terserah pelatih saja. Toh Enrique tahu apa yang dia lakukan. 

Hingga dia membungkam lagi semua pengkritiknya setelah kemenangan 7-0 di partai pemuka. Semua puas, semua kembali memuji Spanyol. Hanya satu hal yang tidak disadari, ternyata kemenangan itu menghabiskan semua "jatah keberuntungan" Spanyol. Setelah itu, mereka kembali terjerembab dalam kematian. Terhenti di babak 16 besar, dikalahkan Maroko. Bahkan sebelumnya dikalahkan Jepang.  Pada saat dikalahkan Jepang itulah jelas ada kehormatan yang tercabut dari nama besar tim matador.

Nah, sekarang Spanyol sudah angkat koper dari Qatar. Mereka harus mulai siaga menyadari kemungkinan siklus mereka terus menurun. Dalam kondisi ini Spanyol harus percaya pada mentalitas toreros yang mereka punya. Mentalitas untuk bangkit dan menjadi kuat dalam bayang-bayang kematian.

Maka kita tunggu saja di turnamen berikutnya, apakah Spanyol masih terpuruk, atau malah bisa bangkit dari abu dan kembali pada kegemilangannya?

Salam olah raga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun