Mohon tunggu...
Hendra Purnama
Hendra Purnama Mohon Tunggu... Freelancer - Seniman yang diakui negara

Penulis yang tidak idealis, hobi menyikat gigi dan bernapas, pendukung tim sepakbola gurem

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Hasil Piala Dunia 2022: Perancis Libas Australia 4-1, Juara Bertahan Menangkis Kutukan

23 November 2022   07:42 Diperbarui: 24 November 2022   04:13 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu mitos Piala Dunia yang mengerikan adalah:  Juara bertahan tidak akan sukses di turnamen berikutnya. Jangankan juara, menembus semifinal saja hampir tidak mungkin.

Kutukan ini mungkin bisa dianggap bercanda atau utak-atik statistik iseng, tapi kalau dilihat setidaknya dalam tiga piala dunia terakhir, kutukan ini terus melayang-layang di atas kepala para juara bertahan. Misalnya, Italia juara 2006, tapi gagal lolos grup di 2010. Spanyol juara 2010, tapi juga gagal lolos grup di 2014. Jerman juara 2014, dan hasilnya gagal lolos grup di 2018. Daftar ini bisa tambah panjang kalau kita melihat sejarah secara keseluruhan.

Memang ada beberapa pengecualian, tapi secara umum sangat jarang juara bertahan bisa mencapai semifinal, apalagi kembali jadi juara atau runner up. Hanya Italia 1938, Brazil 1958, Argentina 1990 dan Brazil 1998 yang mematahkan kutukan dan bisa kembali masuk final setelah juara di turnamen sebelumnya.

Statistik Pencapaian Juara Bertahan di Piala Dunia
Statistik Pencapaian Juara Bertahan di Piala Dunia

Di Qatar 2022, kutukan ini berusaha dipatahkan oleh Perancis sebagai juara bertahan. Namun belum apa-apa perjalanan mereka sudah diwarnai keraguan. Dimulai dari banyaknya pemain kunci yang cedera hingga harus pulang duluan atau sama sekali tidak bisa dibawa ke Qatar, kita akan geleng-geleng kepala kalau melihat daftar namanya, antara lain: Mike Maignan, Lucas Digne, N'Golo Kant, Paul Pogba, Christopher Nkunku, dan Karim Benzema. Seolah itu belum cukup, di pertandingan semalam Theo Hernandez juga ikut-ikutan cedera. Dari semua kejadian itu, yang paling mengejutkan tentu cederanya Benzema, striker andalan Perancis sekaligus peraih Balon d'Or 2022 ini harus pulang karena cedera paha hanya dua hari menjelang turnamen dimulai.

Jadi apakah Perancis akan habis?

Tentu saja tidak. Bagaimanapun juga Perancis akan mati-matian melawan kutukan ini. Nama besar mereka adalah pertaruhannya, dan melawan Australia tadi malam tampak Perancis cukup layak untuk melibas kutukan itu.

Lepas dari skor akhir 4-1, Perancis memiliki satu modal dasar untuk bicara banyak di turnamen, yaitu kegembiraan bermain. Seolah mereka tidak mengingat beban sebagai juara bertahan, mereka bermain lepas dan bebas sesuai naluri.

Bisa dilihat bukan sekali dua kali Kylian Mbappe melakukan trik-trik tipuan, mencoba dribbling melewati lawan, atau Griezmann dengan bebas melakukan shoot-shoot jarak jauh. Bahkan Oliver Giroud yang sudah berusia 36 tahun juga coba-coba melakukan tendangan salto, dan ketika gagal dia malah tersenyum lebar. Perancis memperlakukan pertandingan pertama ini seolah sebuah permainan. Di luar segala teknik dan taktik, mereka tidak takut mencoba backheel pass, chip, nutmeg, one-two, dan macam-macam lagi. Dengan kegembiraan yang mereka tunjukkan itu, Perancis menggusur Australia dan membuatnya jadi seolah berada dua kasta di bawah mereka.

Bicara soal kegembiraan bermain, hal itu jelas sangat penting.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun