Atas kekalahannya semalam, membuat jalan makin terjal bagi juara Piala Afrika 2021 ini, tapi Cisse masih percaya pada kekuatan anak asuhnya untuk bangkit. Dia mengatakan bahwa dibanding tahun 2018, para pemain Senegal kini lebih berpengalaman. "Mereka bermain untuk klub besar dan menjadi yang teratas dalam beberapa pertandingan penting selama empat tahun terakhir. Piala Dunia adalah tentang pengalaman." Tegas Cisse.
Dalam tekanan setelah kekalahan ini, Cisse tetap berpegang teguh pada filosofinya untuk fokus pada satu hal di satu waktu. Bukan memikirkan gambaran besar tapi menatap tugas yang ada di depan mata sekaligus berusaha menyelesaikannya sebaik mungkin. "Target pertama kami adalah lolos dari grup ini. Setelah itu, kami akan berada di babak gugur, dan kami memiliki pengalaman yang cukup untuk meninggalkan jejak kami di kompetisi ini." Demikian tambahnya
Dengan filosofi itu, Cisse membuat Senegal memiliki progress yang konsisten di Piala Afrika. Setelah hanya mencapai perempat final di 2017, meningkat jadi runner up di 2019, dan terakhir jadi juara di 2021. Maka dengan filosofi itu juga bukan tidak mungkin Senegal yang terhenti di babak grup 2018 akan memiliki progress yang membaik di 2022, dan untuk itu kini Senegal mesti mengatasi perlawanan tuan rumah Qatar di pertandingan berikutnya.
Sementara bagi Belanda, kemenangan ini membuat jalan terbuka makin lebar, mungkin tahun ini mereka akan melepaskan status "Raja Tanpa Mahkota" nya dengan genggaman piala dunia di tangan. Siapa tahu? []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H