2. Mohon di cek nama, tanggal lahir dan alamat di dokumen terlampir, penulisan harus sama. Jika ada yang berbeda, dilampirkan surat keterangan dari perusahaan atau kelurahan yang menerangkan nama, tanggal lahir dan alamat yang sebenarnya.
3. Jika alamat di KK dan KTP yang berbeda hanya RT/RW nya saja karena proses pemekaran maka cukup lampirkan surat keterangan RT/RW setempat yang menjelaskan RT/RW yang benar.
4. Jika pembayaran ingin di transfer dilampirkan fotocopi buku tabungan atas nama pemegang kartu Jamsostek.
5. Jika kepesertaan Jamsostek dan KTP berada diluar Bekasi, mohon dilampirkan keterangan domisili RT/RW di Bekasi.
Dan setelah kita siapkan dokumen-dokumen tersebut, maka berikut kronologi pengalaman yang saya rasakan di lapangan :
Hari pertama, Senin 7 Oktober.
Di hari pertama saya datang, hari senin 7 oktober, saat itu sekitar jam 10 pagi, ternyata kantor Jamsostek sudah dipenuhi orang hingga ke pelataran parkir. Ternyata petugas security di sana, setelah memberikan formulir isian pengambilan JHT, saya di minta datang kembali keesokan harinya sebelum jam 7 pagi, sembari meminta saya agar formulir pengambilan JHT tersebut diisi di rumah. Akhirnya saya kembali pulang ke rumah, membawa formulir isian Jamsostek yang akan saya isi di rumah.
Hari kedua, Selasa 8 Oktober.
Di hari kedua, hari Selasa 8 Oktober, saya mengalami kendala di perjalanan akibat ulah preman dan petugas DLLAJ yang tidak komunikatif pada pengendara kendaraan. Jalanan di tutup dan di putar tak jelas arah. Hingga akhirnya saya terlambat datang di Kantor Jamsostek Bekasi dan baru tiba jam 7.45 dan saya mendapatkan nomor antrian 197.
Dari obrolan dengan teman duduk di sebelah, ada yang datang jam 6 pagi dan dapat antrian 48. Duh, saya membayangkan jam berapa harus datang agar mendapat nomor antrian 1. Ini adalah pengalaman pertama saya mengambil JHT di Jamsostek Bekasi dan saya pun tidak mendapat informasi lain di Internet mengenai bagaimana kondisi pengambilan JHT di kantor Jamsostek itu.
Hingga akhirnya jam 12.30 antrian sudah memasuki nomor 100. Itu pun dibarengi dengan beberapa kali kejadian mati listrik dan beberapa nomor antrian yang tidak jadi datang.