Belum lagi sawah padinya, mampus.
Memang lagi musimnya, kejayaan benalu meraja lela.
Kamuflase jenggot dan sorban diarak keliling desa.
Berdagang tiket akhirat, yang menurut dengkulnya, pembelinya akan menduduki takhta surga.
Jitu sekali.
Tetapi itu tidak akan bertahan lama, sebab padi yang bunting didalam pertapaannya akan menguning, tidak berisik.
Lalu akan memenuhi lumbung Pak Tani, berlimpah ruah, sampai sampai tikus terbirit melihatnya.
Lalu burung hantu akan berpesta pora, banyak tikus yang menjadi jamuannya.
Lalu burung hantu itu akan mati juga, sebab tikus tak ditemui lagi di lumbung Pak Tani, sudah penuh dengan biji padi, biji beras, bernas.
Pak Tani sumringah, sudah punya daya, membeli gergaji, dan akarisida, memusnahkan benalu yang mendiami beringin di kebunnya.
Sehingga Garuda mampu bersarang di atasnya, mencengkeram erat Keris Mpu Tantular, siap menerkam benalu dan tikus jalang.