Mohon tunggu...
serdaduresah
serdaduresah Mohon Tunggu... Seniman - Bismillàh

Pecinta Sajak

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hujan dan Keresahannya

13 September 2024   22:08 Diperbarui: 13 September 2024   22:12 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi itu kuintip keluar, hujan masih bergerimis diluar sana. Suara burung menyambutnya dengan bernyanyi. Telah menyadarkanku yang semalam suntuk dengan alam-alam sunyi yang tidak hentinya terus menerus. Terus juga kutatap dan menyalin rintiknya untuk kubasuh jiwaku yang gusar. 

Hingga perlahan rintiknya mereda dan cerah kembali memenuhi bumi. Kemudian senja menyingsing hingga kaki langit kemerahan, alam mulai gelap lalu malam kembali memperkenalkan segala keresahan-keresahannya lagi disaat aku mulai kuat dan bertahan dengan segalanya.

Hujan telah mengobati segala kerinduan, tapi keresahan tetap tak bisa kuhindari. Alam seolah berkata; ketika ada satu hal yang mulai berjalan dengan semestinya, akan ada rintangan lain yang penghambat. Mungkin begitulah untuk jadi seseorang yang kuat!

Persiapan itu perlu. Belajarlah seperti saat turunnya hujan; perlunya sebuah payung (mental), membaca cuaca (memahami isi hati, sehingga bertindak sebelum hal buruk datang menimpa).

Daya. Selasa 31 Maret 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun