Juli bergulir meninggalkan Juni
Bersama semua sajak bapak SapardiÂ
Cerita Juni telah usaiÂ
Sayap-sayap yang patahÂ
Kini merakit membuat yang baru
//
Mungkin kita tak lagi bercerita
Tentang hujan dibulan Juni
Selain berceritakan cerita kitaÂ
Yang akan lahir di tiap bulan-bulan masehi
//
Ceritakanlah tentang hari-harimu sewaktu tuhan menitipkanmu di bumi
Bulan Mei, hari lahirku
Mungkin tak luput tentang hal baru
Walau tak bisa lari, ingin kuulang sesuatu yang telah berlalu
Beberapa sajak mungkin terlupa
Atau, diganti dengan tata bahasa yang lebih baru sesuai zaman.
//
Penyair bijak tak hilang oleh zaman
Seumpama mujahid/a yang tetap hidup dimata para pecinta
Sajak Sapardi sajak terdalam bagi pendamba dalam cintanya yang sederhana
Sementara Meiku...Â
Baru merangkak, dalam pijak menerpaku meniti jalan-jalan temui sajak.
"Apakah tuhan menitipkanku kebumi hanya untuk menjagamu, seseorang yang kurindu. Tapi aku lupa, hanya melirihkanmu dalam do'a ". Sekiranya bukanlah sajak dibanding sederhananya.
Di Daya. Ahad, 26 Juli 2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H