Mohon tunggu...
Hendra Josuf
Hendra Josuf Mohon Tunggu... Lainnya - berdiam di new york city, usa

sekolah tinggi bahasa asing di tangerang

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

S a h a b a t

21 November 2024   09:04 Diperbarui: 21 November 2024   09:11 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kegiatan pagi saya mulai berbeda di awal musim gugur ini.Biasanya di musim Panas, saya awali dengan pemanasan tubuh (schretcing) ringan di halaman belakang, baru sarapan.Namun akhir2  musim ini  cuaca semakin dingin setiap pagi.Pohon2 semakin gundul, dan hanya meninggalkan ranting2 kering, kaku menghadap keatas.Terpaksa scrething saya lakukan indoor, lalu sarapan menghadap televisi, memantau keadaan tanah air dan serbuan illegal immigant ke USA.

Hidup di pedesaan  kota Fredericksburg, Virginia, menyuguhkan "gambar2" yang itu2 juga.Keindahan alam yang tidak  pernah terusik dengan kebingaran atau kegaduhan.Juga kesejukan, dan ketenangan pedesaan yang asri, membuat penduduknya harus  menyesuaikan diri.

Kadang saya keluar rumah buat ganti suasana, menghirup udara perbukitan, sembari mendengar kicauan burung2 bertengger dan berayung di sebuah ranting pohon gundul, dan  tak menyisakan selembar daun.

Kadang saya kepingin ber-cakap2 dengan sesorang bila menusuri jalan kecil yang sunyi dan kosong.Dan di tengah lagu2 lawas mendayu di telinga, perlahan  mengingatkan saya di saat berjalan santai berdua dengan Boss Acoountung kami dulu di Gresik.Dibawah peneraangan lampu jalan, kami ber-cakap2 ringan di permukiman karyawan Nusantara.Gila, peristiwa itu masih melekat juga di benak saya setelah berlalu beberapa dekade.

Masih menelusuru ruas jalan trotor, satu persatu isi podcast mulai melintas di kepala, membuat saya bersyukur masih sempat menikmati kecanggihan tehnologi ini.

Salah satu hiburan yang saya nikmati adalah, "Bagaimana menjalani hidup setiap hari buat kaum lansia", diantaranya:

-Cari kesibukan, seperti melanjutkan hobby yang tertunda,misalnya, berkebun, membaca, menulis, atau apa saja.

(ini telah saya lakukan, dan telah mengikuti kegiatan ini sebagai kompasianer ber-tahun2.Juga membaca, terutama ceritera Roman, banyak menginspirasi saya)

_Aktif di di bidang spiritual, seperti ikut misa di gereja

(Hampir setiap minggu nongol di gereja)

-Tidur cukup

(saya juga usahakan agar dapat tidur siang)

-Olah Raga Ringan

(Selain scretching, saya juga ikut Gym, tidak jauh dari rumah, biasanya seminggu tiga kali)

-Check Up kesehatan

(Hal yang satu ini, saya lakukan di New York, soalnya masih malas ganti primary doctor.Jadinya hari kekota ini sebulan/dua bulan sekali)

-Perbanyak teman atau kegiatan sosial.

(ini yang mau saya perbincangkan.Menurut analisa "barat", kegiatan ini penting buat mencegah kita jangan sampai pikung.Jadinya harus memperluas komunikasi dengan teman2 terdekat.jadi ada penyaluran lisan dengan seaseorang.

Namun di bagian lain ada pula rekomendasi dari podcat lain yang menganjurkan membatasi pertemanan dengan alasan sbb:

-Pertemanan yang buasa nantinya akan semakin lengket, menjadikan hubungan batin yang sukar di ucapkan.Tanpa kecuali jenis kelaminnya.Suatu saat teman tersebut pindah kota.Demikian pula dengan pasangan kita, suatu hari akan di panggil Tuhan, dan akhirnya kita sendirian yang akan mengurus diri.

Semua orang, tanpa kecuali, harus menjalani hari2 sepi yang dulunya tidak terpikirkan.Sejalan dengan waktu, anak2 sudah pada "out of the box", meninggalkan kita.Yang nantinya mereka sibuk dengan keluarga masing2.

Gimana dengan teman/sahabat?Tidak terkecuali, mereka punya hidup/keluarga sendiri2, dan nantinya langsung dan tidak langsung akan mempengaruhi hidup kita yang sudah complex.Tentu hal ini perlahan akan muncul melalui curhat.Kalau bukan kita yang mulai, maka pihak sana yang ngeluh.Ada2 saja problemanya.

Sebenarnya curhat wajar2 saja kalau kita tidak ikut di dalamnya.Tap tanpa kita sadari, kita jauh terjerumus kedalam persoalan yang bukan urusan kita.Makanya hidup lansia yang mau tenang, tidak terbebanki dengan kehidupan dunia, akhirnya terjebak dengan hal ini.

Ada tradisi suku Tionghoa yang mewajibkan anak menaggung orang tua mereka kalau sudah lansia.Namun jaman sudah  modern, para orang tua sendiri yang tidak mau gabung dengan anak2 mereka.Disini (AS), para lansia lebih milih panti jompo ketimbang satu rumah dengan anak dan cucu2 mereka.

Tinggal di pemondokan, semua tersedia, dan tidak mesti membebani anak2 dengan urusan2 kecil.Diamna laum lansia gampang tersinggung.

Jadi podcast ini, menganjurkan kita"merangkul" kesepian, dan berupaya mereflesikan diri kita kembali.Dari tempat sepi, kita dapat menyatukan diri dengan alam, contohnya, mendengar cicitan burung, desiran daun2, atau lembutnya sinar matahari pagi.

Dengan menjalani hidup apa adanya, membuat kita bersyukur masih di beri kesempatan mengirup udara dan ketengan jiwa di hari2 tua kedepannya.

Tadi pagi, disaat saya mengambil surat2 di kotak post depan rumah, seorang nenek kulit putih, melintas disamping  saya sembari mendorong"Walker"(alat bantu  jalan buat lansia/cacat).

Jalannya yang pincang, tidak menyurutkan semangatnya jalan pagi dengan bantuan Walkernya.Cukup lama saya memandangi sang nenek hingga hilang di pertigaan.

Dalam hati, meskipun telah langsia, saya masih di beri berkat oleh Tuhan dengan kaki yang masih OK.

Buat saya, meski di rekomendasi memperkecil pertemanan, saya masih tetap  menghubungi teman2 dekat.

Just say hello, sembari mengingat masa2 remaja di tanah air.Rasanya sulit buat di lupakan.


-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun