"Ayo, sedikit cepat.Sudah malam."
Aku mengangguk pelam.Kucoba mengayun  kaki kanan yang telapaknya sakit dan bengkak.Istriku yang juga pincang membimbing lengan kananku, sedang tangan kirinya mendorong kereta penyangga.
Rasanya kami menyongsong sisa2 hidup kedepan.Pelan atau lambat akhirnya kita juga akan tiba di tepian.Cuman tidak tahu siapa diantara kami akan duluan sampai disana.
Aku tak mau memikirkannya.Itu urusan Dia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!