Kemacetan yang berkepanjangan membuat waktu berjalan lambat dan membosankan .Lagu dandutpun Erwin telah matikan. Dari balik kaca mobil, Deddy mebuang pandangannya keluar.Dan tanpa dia sadari dirinya "terseret" kemasa lampau.Dia sudah lupa kapan persisnya, mungkin  telah lewat 2 atau 3 dasawarsa.Dia pijat keningnya berharap gambar2 itu berangsur sirna.Namun dia lengket disana semakin jelas.Sebuah pemandangan seram, ada banjir,ada kegelapan, ada juga kecemasan di dalam sebuah mobil sedan buntut.Diluar tidak seorangpun  yang datang menolong.Seorang perempuan muda menyandarkan kepala  dipundaknya sementara  hujan dan banjir masih berkecamuk.Dari jauh samar2 sebuah papan bengkok  bergoyang keras di hajar angin bertuliskan Jalan Kebayoran Lama.
"Sorry, Linda, mobil macet, aku tak bisa apa2.Kita tunggu saja  ada orang yang bisa bantu,"
Perempuan yang di panggil Linda tidak menyahut, hanya mengulum senyum kecil lalu mengangat kedua kakinya begitu  air mulai menerobos pintu mobil.Kembali dia sandarkan kepalanya di pundah Deddy, lalu berkata pelan;
"Tadi sore Budi  telah berangkat sama anak2,"
"Semuanya,"
Linda mengangguk.
"Yah, tiga orang.Dia mau sekolahkan mereka di Singapura."
Sesudah itu mereka terdiam, hanya rintik2 hujan terdengar berdentum  menimpa kaca.
"Kejam amat," Deddy berguman
Dari sudut matanya  dia lihat Linda menitikkan air mata.Dalam hati dia mengumpat hujan yang tegah  membuyarkan date yang telah dia susun rapih.Keduanya tahu mereka tidak seyogyanya curi2 kesempatan buat melakukan itu.Linda sobat karib istrinya, sedang Deddy tahu Linda juga sudah berkeluarga.Hanya karena ada chemistry yang kuat membuat keduanya saling lengket.Mungkin timingnya  salah.Linda berantakan keluarganya, sedang Deddy cuman mau iseng saja.Namun apa mau di kata, lebatnya hujan, dan tingginya banjir telah membuyarkan acara One- Night Stand, kata orang Amerika.
Ketika hujan mulai reda, dan banjirpun telah mulai surut, Deddy coba lagi utak atik mobilnya.Eh, puji Tuhan, nyala.Dengan cepat mereka tancap gas dan setelah ngantar Linda pulang, dia juga langsung pulang.Takut si buntut ngadat lagi.