Namun, masalah hidup si anak laki-laki ini semakin bertambah, membawanya ke dalam sebuah petualangan yang tak terbayangkan.
Capernaum adalah film yang sangat menyentuh dan tak terlupakan. Menurut saya ini cukup berat untuk ditonton, namun film ini mencoba menyampaikan pesan yang kuat, yang patut diacungi jempol.
Saya merasa sangat terlibat dengan kisahnya, dan seakan-akan menyaksikan kejadian nyata bukan sekadar sebuah film.
Kedua aktor cilik dalam film ini memiliki kemampuan akting yang luar biasa, padahal mereka bukan aktor profesional yang dilatih atau dipersiapkan secara khusus.
Film ini menghadirkan banyak hal yang tidak menyenangkan -terutama secara visual, dan tidak ada waktu untuk memproses itu semua di dalam kepala, dan bahkan bisa membuat sebagian penonton merasa lelah.
Meskipun begitu, film ini tetap menjadi drama yang menarik dan mengalami proses produksi yang baik, serta pantas untuk dinikmati karena kesederhanaan dan sudut pandang yang memberikan wawasan baru.
Sebelum Anda memutuskan untuk meluangkan waktu sekitar 2 jam menonton Capernaum, silakan tonton trailer resminya dulu.
Trivia
Semua aktor di Capernaum adalah orang-orang yang kehidupan aslinya mirip dengan filmnya. Dengan demikian, kehidupan nyata Zain mirip dengan karakternya -sampai pada batas tertentu.
Untuk karakter ibu Zain, sutradara Nadine Labaki terinspirasi dari seorang perempuan yang ditemuinya, yang punya 16 orang anak dan hidup dalam kondisi yang sama dengan film ini. (*)