Mohon tunggu...
Hendra Jawanai
Hendra Jawanai Mohon Tunggu... Penulis - Creative Director/Producer/Writer

Energi adalah rahasia gerak serta kehidupan di dalam setiap partikel kecil.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kehidupan Bocah Penuh Perjuangan, dalam "Capernaum"

24 April 2023   20:26 Diperbarui: 6 Mei 2023   17:45 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan dalam film Capernaum (2018), foto dari Rotten Tomatoes.

Ketabahan, ketegaran, dan keberanian, bisa membuat seorang manusia tidak menyerah pada situasi yang buruk dan kehidupan yang keras.

Manusia bisa menemukan harapan dan kemudian meraihnya, meskipun semua yang ada di sekitarnya seolah berkata sebaliknya.

Dalam hidup, kita bisa terjebak dalam situasi yang tidak adil, di mana kita tidak memiliki kendali atas keadaan. Namun, yang terpenting adalah bagaimana kita meresponsnya.

Kita bisa menyerah dan sekedar mengaku kalah pada keadaan, atau kita bisa memutuskan untuk mengambil kendali atas hidup kita sendiri, dan berjuang untuk masa depan yang lebih baik.

Meskipun keadaan hidup bisa sangat rumit, kita tidak boleh berhenti berharap. Kita harus terus berjuang dan berusaha mencari jalan keluar dari situasi yang sulit.

Dan, ketika kita menemukan jalan keluar, kita harus memiliki keberanian dan tekad untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengubah hidup kita.

Manusia boleh memiliki harapan, tekad, dan keberanian untuk memperjuangkan masa depan yang lebih baik, siapa pun dia, tanpa pandang bulu sama sekali.

"Tapi hati anak kecil adalah organ yang rapuh. Awal yang kejam di dunia ini bisa mengubahnya menjadi bentuk yang ganjil. Hati seorang anak yang terluka bisa menciut sehingga selamanya keras dan diadu seperti biji buah persik. Atau, hati anak seperti itu mungkin membusuk dan membengkak hingga menjadi kesengsaraan yang dibawa dalam tubuh, mudah lecet dan terluka oleh hal-hal yang paling biasa."

(Carson McCullers, The Ballad of the Sad Caf and Other Stories)

Itu tadi adalah hasil renungan saya setelah menonton film Capernaum, meskipun sebenarnya banyak sekali detail tentang film ini yang lebih membekas dan lebih meninggalkan kesan mendalam.

Film ini bisa menjadi salah satu tontonan yang menurut saya jauh dari hiburan, karena di dalamnya ada cerita kenyataan kehidupan, hampir tidak ada sentuhan dramatisasi ala industri film.

Zain Al Rafeea dan Boluwatife Treasure Bankole dalam film Capernaum (2018), foto dari Rotten Tomatoes.
Zain Al Rafeea dan Boluwatife Treasure Bankole dalam film Capernaum (2018), foto dari Rotten Tomatoes.

Capernaum adalah sebuah film drama Lebanon tahun 2018 yang disutradarai oleh Nadine Labaki dan diproduksi oleh Khaled Mouzanar, berdurasi 2 jam 6 menit.

Skenario ini ditulis oleh Labaki, Jihad Hojaily dan Michelle Keserwany dari sebuah cerita oleh Labaki, Hojaily, Keserwany, Georges Khabbaz dan Khaled Mouzanar.

Film ini dibintangi oleh aktor anak pengungsi Suriah, Zain Al Rafeea sebagai Zain El Hajj, seorang anak berusia 12 tahun yang tinggal di daerah kumuh Beirut.

Capernaum diceritakan dalam format kilas balik, berfokus pada kehidupan Zain, termasuk pertemuannya dengan seorang imigran, dan mengarah pada upayanya untuk menuntut orang tuanya atas penelantaran anak.

Film ini memulai debutnya di Festival Film Cannes pada tanggal 17 Mei 2018, terpilih untuk bersaing memperebutkan Palme d'Or, dan memenangkan Hadiah Juri.

Capernaum rilis secara lebih luas pada tanggal 20 September 2018.

Poster film Capernaum (2018), foto dari Rotten Tomatoes.
Poster film Capernaum (2018), foto dari Rotten Tomatoes.

Alur cerita

Film ini bercerita tentang seorang anak laki-laki berusia 12 tahun yang tinggal di daerah kumuh di kota Beirut, bersama keluarganya yang besar.

Anak ini menjalani kehidupan yang sulit, dengan tidak memiliki akta kelahiran dan terpaksa bersinggungan dengan dunia kriminal agar bisa bertahan hidup.

Ketika mengalami hal yang sangat tidak menyenangkan, anak ini melarikan diri dan bertemu dengan seorang imigran yang menerimanya untuk tinggal bersamanya.

Namun, masalah hidup si anak laki-laki ini semakin bertambah, membawanya ke dalam sebuah petualangan yang tak terbayangkan.

Nadine Labaki dan Zain Al Rafeea saat produksi film Capernaum (2018), foto dari Rotten Tomatoes
Nadine Labaki dan Zain Al Rafeea saat produksi film Capernaum (2018), foto dari Rotten Tomatoes

Capernaum adalah film yang sangat menyentuh dan tak terlupakan. Menurut saya ini cukup berat untuk ditonton, namun film ini mencoba menyampaikan pesan yang kuat, yang patut diacungi jempol.

Saya merasa sangat terlibat dengan kisahnya, dan seakan-akan menyaksikan kejadian nyata bukan sekadar sebuah film.

Kedua aktor cilik dalam film ini memiliki kemampuan akting yang luar biasa, padahal mereka bukan aktor profesional yang dilatih atau dipersiapkan secara khusus.

Film ini menghadirkan banyak hal yang tidak menyenangkan -terutama secara visual, dan tidak ada waktu untuk memproses itu semua di dalam kepala, dan bahkan bisa membuat sebagian penonton merasa lelah.

Meskipun begitu, film ini tetap menjadi drama yang menarik dan mengalami proses produksi yang baik, serta pantas untuk dinikmati karena kesederhanaan dan sudut pandang yang memberikan wawasan baru.

Sebelum Anda memutuskan untuk meluangkan waktu sekitar 2 jam menonton Capernaum, silakan tonton trailer resminya dulu.


Trivia

Semua aktor di Capernaum adalah orang-orang yang kehidupan aslinya mirip dengan filmnya. Dengan demikian, kehidupan nyata Zain mirip dengan karakternya -sampai pada batas tertentu.

Untuk karakter ibu Zain, sutradara Nadine Labaki terinspirasi dari seorang perempuan yang ditemuinya, yang punya 16 orang anak dan hidup dalam kondisi yang sama dengan film ini. (*)

~ H.J.H.J.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun