Hoaks menjelang Pemilu menjadi ancaman serius bagi demokrasi Indonesia, dan diperlukan edukasi serta tindakan keras untuk memerangi soal ini.
Penyebaran berita bohong merupakan masalah serius yang bisa memengaruhi opini publik, memicu konflik sosial, serta mengancam stabilitas politik dan keamanan negara.
Hoaks bisa diproduksi dengan cepat dan tersebar secara luas melalui media sosial, yang membuatnya sulit diidentifikasi dan dikendalikan.
Penyebaran berita bohong (hoaks) selama masa kampanye menjelang Pemilu disebabkan oleh berbagai faktor, seperti tujuan politik untuk menyerang rival atau mendapatkan dukungan, keinginan untuk mendapatkan klik dan views di media sosial, dan kurangnya edukasi atau kesadaran masyarakat tentang pentingnya berpikir kritis dan mengecek kebenaran informasi sebelum menyebarkannya.
Selain itu, kurangnya pengawasan dan penegakan hukum terhadap penyebar hoaks juga menjadi faktor penyebab utama.
Baca juga:
Ida Dayak, Pengobatan Tradisional Pilihan Masyarakat?
Dampak dari hoaks bisa sangat merugikan bagi masyarakat dan negara. Hoaks bisa memengaruhi opini publik, menimbulkan kebingungan, memicu konflik sosial, dan bahkan bisa merusak citra calon atau partai politik.
Selain itu, hoaks juga bisa mengganggu stabilitas politik dan menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tertentu.
Baca juga:
Pelatihan Keterampilan: Wawasan dan Daya Saing Global