Sineas harus mempertimbangkan kreativitas dan inovasi dalam membuat film pendek yang menarik dan berbeda, namun tetap memperhatikan biaya produksi agar tidak terlalu tinggi.
Selain itu, kebutuhan untuk mencari lokasi syuting yang tepat dan cocok dengan cerita film juga bisa menjadi dilema tersendiri. Sineas harus memilih antara menyesuaikan cerita dengan lokasi yang tersedia, atau mencari lokasi yang sesuai dengan cerita, yang mungkin membutuhkan biaya lebih tinggi.
Semua dilema ini menjadi tantangan bagi para sineas dalam memproduksi film pendek yang berkualitas dengan sumber daya yang terbatas.
Baca juga:
Kecerdasan Buatan di Indonesia: Melebur Kemanusiaan dan Teknologi
Potensi dampak bagi produksi film pendek
Akibat dari kendala dalam produksi film pendek, bisa menyebabkan kualitas film yang dihasilkan menjadi kurang baik atau tidak sesuai dengan harapan.
Selain itu, kendala-kendala tersebut juga bisa mempengaruhi jadwal produksi sehingga film tidak bisa selesai tepat waktu atau bahkan tidak selesai sama sekali.
Hal ini bisa menyebabkan pemborosan waktu, energi, dan biaya yang telah dikeluarkan selama proses produksi. Terlebih lagi, jika film tersebut adalah sebuah proyek komersial, kendala-kendala tersebut bisa memengaruhi keuntungan yang dihasilkan dari penjualan film.
Baca juga:
Pelatihan Keterampilan: Wawasan dan Daya Saing Global
Ikut kompetisi sebagai salah satu solusi
Kompetisi "Layar Indonesiana" yang diadakan oleh Kemendikbudristek adalah salah satu solusi untuk mengatasi masalah produksi film pendek di Indonesia.
Melalui kompetisi ini, sineas bisa mengembangkan ide kreatif mereka dan mendapatkan fasilitas dana produksi serta mentoring dari filmmaker nasional dan internasional.
Dengan dukungan ini, diharapkan film pendek yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik dan bisa bersaing di berbagai festival film nasional dan internasional.