Kesehatan mental adalah kondisi yang terkait dengan kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial yang memungkinkan seseorang untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan potensi mereka dan mengatasi stres yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Ini mencakup kemampuan seseorang untuk memahami dan mengatasi perasaan dan pikiran yang sulit, mempertahankan hubungan yang sehat dengan orang lain, serta merasa mampu untuk menyelesaikan tugas-tugas dan mencapai tujuan hidup yang diinginkan.
Kesehatan mental juga mencakup kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dalam kehidupan, menangani tekanan yang muncul, dan merasa puas dengan diri sendiri.
Kesehatan mental adalah aspek penting dari kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Baca juga:
Kesehatan Anda Berada di Tangan Anda Sendiri
Salah satu masalah kesehatan mental yang serius adalah depresi, karena mempengaruhi perasaan, pemikiran, dan perilaku seseorang.
Orang yang mengalami depresi mungkin merasa sedih, kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya dianggap menyenangkan, kehilangan energi dan motivasi, merasa tidak berharga, sulit tidur atau makan, bahkan perasaan kosong yang mendalam.
Depresi juga bisa mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi, membuat keputusan, dan berinteraksi sosial. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, dan bisa mempengaruhi kualitas hidup seseorang serta hubungannya dengan orang lain.
Depresi bisa disebabkan oleh adanya perubahan zat kimia di dalam otak. Perubahan tersebut bisa terjadi ketika kadar neurotransmitter tertentu, seperti serotonin dan dopamin, tidak mencukupi.
Serotonin dan dopamin adalah zat kimia dalam otak yang membantu dalam mengatur suasana hati dan perasaan bahagia.
Neurotransmitter ini berfungsi dalam mengatur suasana hati dan kebahagiaan seseorang. Jika kadar serotonin atau dopamin menurun, maka seseorang bisa merasa sedih, lelah, dan kehilangan minat pada kegiatan yang sebelumnya menyenangkan.
Kondisi ini bisa berkontribusi pada terjadinya depresi. Berbagai faktor, termasuk faktor genetik, lingkungan, dan gaya hidup, bisa mempengaruhi kadar neurotransmitter di dalam otak.
Faktor lain yang bisa mempengaruhi risiko seseorang mengalami depresi adalah sejarah kesehatan mental keluarga. Depresi juga bisa dipicu oleh peristiwa hidup yang sulit, seperti kehilangan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, atau masalah dalam hubungan.
Penting pula untuk dipahami bahwa depresi adalah suatu kondisi medis yang bisa diatasi dengan usaha penyembuhan yang tepat dan dukungan yang memadai.
"Ada yang fokus cari tabungan masa depan, tapi mengabaikan kebahagiaan dan kepentingan pribadi lainnya, sehingga malah depresi."
(Dian Nafi, How to Reset Your Life)
Depresi bisa mengakibatkan kesulitan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Orang yang mengalami depresi mungkin merasa kurang antusias pada aktivitas yang sebelumnya dianggap menyenangkan, seperti hobi atau menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga.
Mereka juga bisa merasa kelelahan dan tidak bersemangat untuk melakukan tugas-tugas yang biasanya mereka jalani dengan mudah, seperti bekerja atau merawat kesehatan.
Hal ini bisa mempengaruhi produktivitas dan kualitas hidup seseorang, serta memperburuk kondisi depresi.
Baca juga:
Terapi Air Sehat: Mengatasi Kecemasan
Untuk mengatasi depresi, ada salah satu solusi yaitu melalui terapi bicara atau konseling psikologis.
Terapi ini bertujuan untuk membantu seseorang dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang memicu depresi, serta membantu mereka untuk mengembangkan strategi untuk mengatasi stres dan kesulitan dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui terapi bicara atau konseling, seseorang bisa berbicara secara terbuka tentang masalah yang sedang dihadapi dan mencari cara untuk mengatasinya.
Dengan bantuan terapi ini seseorang bisa mengungkapkan perasaan dan pikiran mereka, menimbulkan kembali rasa percaya diri, dan bisa menerima dukungan emosional dan saran dari terapis atau tenaga ahli yang kompeten di bidangnya.
Terapi bicara bisa dilakukan secara individu atau dalam kelompok, dan bisa membantu seseorang untuk membangun kembali kepercayaan dalam diri tadi, meningkatkan hubungan interpersonal, dan mengembalikan kualitas hidup yang positif.
Salam sehat. (*)
Referensi:
Mengenal 4 Jenis Hormon untuk Mental yang Sehat
~ H.J.H.J.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H