Mohon tunggu...
Hendra Jawanai
Hendra Jawanai Mohon Tunggu... Penulis - Creative Director/Producer/Writer

Energi adalah rahasia gerak serta kehidupan di dalam setiap partikel kecil.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Nyaman Dikunyah, Buah Tangan Pilihan

29 Maret 2023   19:52 Diperbarui: 29 Maret 2023   23:34 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bakpia berasal dari China dan dibawa ke Indonesia oleh pedagang imigran dari China pada awal abad ke-20. Pada awalnya, bakpia bukan makanan yang bernilai sosial maupun makanan yang bernilai kultural, melainkan pelengkap kue keranjang maupun makanan camilan sehari-hari. Kini bakpia menjadi salah satu oleh-oleh khas Yogyakarta dan telah diadaptasi dengan isi yang lebih bervariasi mengikuti selera pasar, seperti keju, coklat, dan durian, dll.

Sebutan "bakpia" berasal dari bahasa Tionghoa, di mana "bak" berarti daging babi dan "pia" berarti kue yang terbuat dari tepung. Namun, karena mayoritas masyarakat Yogyakarta beragama Islam, isi bakpia kemudian diganti dengan kacang hijau. Penemu bakpia kacang hijau adalah Kwik Sun Kwok, pemilik Bakpia Pathok 75, yang konon mulai menjual bakpia untuk mendapatkan tambahan penghasilan saat keluarganya mengalami kesulitan ekonomi. Bakpia kacang hijau kemudian menjadi populer.

Baca juga:
Ayo Main Latto-latto

Bakpia menjadi salah satu buah tangan khas Yogyakarta karena telah dikenal oleh banyak orang sebagai makanan yang lezat. Pusat penjualan bakpia terdapat di daerah Pathuk, Yogyakarta, dan yang kemudian terkenal adalah Bakpia Pathok yang memiliki sederetan nomor yang merujuk pada nomor rumah maupun nomor jalan.

Secara umum, ada dua jenis bakpia, yaitu bakpia basah dan bakpia kering. Perbedaan keduanya terletak pada tekstur kulit dan masa penyimpanannya. Bakpia basah memiliki tekstur kulit yang lebih lembut dan memiliki masa penyimpanan selama 4-5 hari, sedangkan bakpia kering memiliki tekstur yang lebih renyah dan memiliki masa penyimpanan selama 10 hari.

Bakpia merupakan salah satu daya tarik wisata kuliner di Yogyakarta. Bakpia sudah menjadi salah satu ikon kuliner kota ini sehingga para wisatawan yang berkunjung akan mencari dan membeli bakpia sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang. Hal ini telah memberikan dampak positif pada industri pariwisata Yogyakarta dengan semakin meningkatkan kunjungan wisatawan.

Baca juga:
Sejumlah Butir Renungan tentang Kurikulum Merdeka

Bakpia memiliki nilai kultural dan sosial dalam masyarakat Yogyakarta. Bisnis bakpia juga memberikan dampak positif pada perekonomian dan industri pariwisata di Kota Pelajar ini.

Saat ini, sudah banyak inovasi terbaru dalam pembuatan bakpia, seperti variasi rasa dan bahan isi yang lebih beragam. Selain kacang hijau, ada juga bakpia dengan isi ubi, keju, coklat, durian, dan lain sebagainya. Beberapa produsen bahkan mengembangkan bakpia dengan isi yang lebih modern seperti green tea, matcha, atau cappuccino. Terdapat pula inovasi pada bentuk dan kemasannya, seperti bentuk mini atau kemasan praktis yang mudah dibawa sebagai oleh-oleh. 

Kemasan praktis bakpia, foto oleh Senopatifood
Kemasan praktis bakpia, foto oleh Senopatifood

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun