kekerasan, konflik, dan korupsi yang terjadi di berbagai bidang.
Indonesia selalu dihantui oleh kasus-kasusDari kasus korupsi yang melibatkan pejabat tinggi, sejumlah konflik dalam berbagai peristiwa, hingga kekerasan di dunia politik.
Seringkali, ketidakadilan dan kekerasan ini memunculkan perasaan tidak puas dan kekecewaan terhadap pemerintah dan sistem yang ada.
Saat memikirkan semua ini, saya tiba-tiba saja teringat akan film The Godfather yang juga menggambarkan tema-tema serupa, seperti kekerasan, konflik, kekuasaan, keluarga, dan korupsi.
The Godfather (1972) adalah film klasik yang disutradarai oleh Francis Ford Coppola dan diadaptasi dari novel laris karya Mario Puzo tahun 1969 dengan judul yang sama.
Film ini mengisahkan keluarga mafia Corleone yang dipimpin oleh Vito Corleone (Marlon Brando), seorang pemimpin mafia yang digambarkan bijaksana dan berpengaruh.
Cerita seru dimulai dengan upaya pembunuhan Vito dan putranya, Michael (Al Pacino) yang harus mengambil alih kepemimpinan keluarga setelah ayahnya terluka parah.
Michael yang tadinya menolak menjadi bagian dari keluarga mafia, perlahan-lahan terpaksa memimpin keluarga setelah kakaknya Sonny (James Caan) tewas, dan akhirnya terlibat dalam dunia kejahatan.
Film ini menggambarkan konflik antara sebuah keluarga mafia dan keluarga-keluarga mafia lainnya, serta hubungan Vito dengan keluarganya dan pengaruhnya terhadap lingkungan di sekitarnya.
The Godfather dikenal sebagai salah satu film terbaik sepanjang masa dan memenangkan tiga Academy Awards, termasuk Best Picture (Film Terbaik).
Dari sudut pandang yang negatif, beberapa hal dalam film The Godfather yang masih relevan dengan situasi saat ini, terutama di Indonesia, adalah: