Mohon tunggu...
Hendra Jawanai
Hendra Jawanai Mohon Tunggu... Penulis - Creative Director/Producer/Writer

Energi adalah rahasia gerak serta kehidupan di dalam setiap partikel kecil.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sosok Alpha Female dalam Perenungan Sosial Budaya

13 Maret 2023   16:51 Diperbarui: 26 April 2023   00:30 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi alpha female (Foto: Bryan Lpez Ornelas, Pexels)

Alpha female adalah istilah yang digunakan untuk menyebut wanita yang memiliki kepribadian kuat, percaya diri, dan dominan dalam berbagai aspek kehidupan.

Beberapa orang menganggap sosok alpha female sebagai inspirasi dan panutan, karena kemampuan mereka dalam memimpin dan mengambil keputusan dengan tegas.

Namun, di sisi lain, ada juga yang menentang sosok alpha female, karena dianggap terlalu agresif dan menimbulkan intimidasi terhadap orang lain.

Terlebih lagi, beberapa orang menganggap bahwa peran wanita seharusnya lebih mengarah pada kelembutan dan kepekaan, sehingga sosok alpha female bisa dianggap sebagai sesuatu yang tidak lazim.

Meskipun begitu, sebenarnya perdebatan pro dan kontra terhadap sosok alpha female tidak bisa hanya diarahkan pada semua sosok wanita yang memimpin, karena kepribadian alpha female sendiri merupakan kombinasi dari berbagai faktor, termasuk pendidikan, lingkungan, dan pengalaman hidup yang unik bagi setiap individu.

Sosok alpha female telah menjadi topik yang hangat dalam budaya dan masyarakat kita saat ini.

Di satu sisi, banyak orang menganggap bahwa sosok ini adalah gambaran wanita modern yang kuat dan mandiri, yang mampu menempatkan diri mereka pada posisi terdepan dalam berbagai bidang kehidupan.

Namun, di sisi lain, ada pula yang menganggap bahwa sosok alpha female terlalu agresif dan tidak feminin, sehingga bertentangan dengan stereotip tradisional tentang peran wanita.

Dalam perspektif sosial dan budaya, fenomena sosok alpha female juga berkaitan dengan isu gender dan feminisme.

Pada satu sisi, sosok alpha female bisa dianggap sebagai simbol perjuangan wanita untuk mengambil kendali atas hidup mereka sendiri dan meraih kesuksesan dalam berbagai bidang, termasuk di bidang profesional dan politik.

Namun di sisi lain, sosok alpha female bisa juga dianggap sebagai ancaman bagi citra tradisional tentang peran wanita, yang mengharuskan mereka menjadi sosok yang lembut, tunduk, dan tergantung pada pria.

Pro dan kontra terhadap sosok alpha female terkait dengan berbagai faktor yang membentuk citra tradisional tentang peran wanita.

Seiring dengan perubahan sosial dan budaya yang terjadi, persepsi dan pandangan terhadap sosok alpha female pun mengalami pergeseran.

Di satu sisi, sosok alpha female dianggap sebagai simbol kesetaraan gender dan kemajuan sosial.

Wanita yang mandiri, percaya diri, dan berprestasi dianggap sebagai inspirasi bagi wanita lainnya, dan mampu mengubah pandangan masyarakat tentang peran wanita dalam masyarakat.

Sosok alpha female juga menjadi contoh bagi generasi muda untuk mengambil tanggung jawab atas hidup mereka dan memperjuangkan hak-hak mereka.

Di sisi lain, sosok alpha female juga masih mengundang persepsi yang keliru karena pengaruh konsepsi mengenai sifat suatu golongan berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tepat.

Stereotip tentang peran wanita sebagai pengasuh dan pendukung suami serta keluarga masih akan terus ada dalam masyarakat, dan sosok alpha female dianggap sebagai pemberontak terhadap citra tersebut.

Hal ini dapat menimbulkan rasa ketidaknyamanan pada sebagian orang, terutama pada mereka yang berdalih memegang teguh nilai-nilai tradisional dengan berbagai cara yang sudah tidak relevan.

Selain itu, pro dan kontra terhadap sosok alpha female juga dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya lainnya, seperti pendidikan, lingkungan, dan pengalaman hidup.

Wanita yang hidup dalam lingkungan yang mendukung kesetaraan gender dan memberikan akses yang sama terhadap pendidikan dan pekerjaan biasanya lebih mudah untuk menjadi sosok alpha female.

Sebaliknya, wanita yang hidup dalam lingkungan yang masih kental menganut nilai-nilai patriarki atau pun memiliki keterbatasan akses terhadap pendidikan dan pekerjaan cenderung lebih sulit untuk menjadi sosok alpha female.

Segala perdebatan terhadap sosok alpha female merupakan refleksi dari berbagai faktor sosial dan budaya yang membentuk persepsi dan pandangan kita tentang peran wanita dalam masyarakat.

Namun, dengan semakin terbukanya masyarakat terhadap perbedaan dan semakin kuatnya perjuangan untuk kesetaraan gender, sosok alpha female semakin diakui sebagai contoh dan inspirasi bagi wanita dalam mencapai potensi penuh mereka dalam berbagai bidang kehidupan.

Dalam sebuah masyarakat yang semakin maju dan terbuka, pro dan kontra tentang sosok alpha female tidak bisa dipisahkan dari dinamika sosial dan budaya yang terus berubah.

Persepsi dan pandangan kita tentang peran wanita dalam masyarakat telah mengalami pergeseran yang signifikan, dan sosok alpha female menjadi bagian dari perubahan tersebut.

Perdebatan tentang sosok alpha female masih akan terus ada, dan akan semakin berkembang seiring dengan perubahan masyarakat yang terjadi.

Oleh karena itu, sebagai bagian dari masyarakat yang harapannya semakin terbuka dan inklusif, kita harus terus menghargai dan menghormati perbedaan, termasuk perbedaan dalam pandangan tentang sosok alpha female.

Dengan cara ini, kita bisa menciptakan lingkungan sosial dan budaya yang lebih menghargai perbedaan, adil, dan mendukung kesetaraan gender, di mana semua orang termasuk wanita, dapat mencapai potensi penuh mereka dan memperjuangkan hak-hak mereka secara merdeka dan mandiri.

Ingatlah karya R.A. Kartini, Habis Gelap Terbitlah Terang. (*)

~ H.J.H.J.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun