Pro dan kontra terhadap sosok alpha female terkait dengan berbagai faktor yang membentuk citra tradisional tentang peran wanita.
Seiring dengan perubahan sosial dan budaya yang terjadi, persepsi dan pandangan terhadap sosok alpha female pun mengalami pergeseran.
Di satu sisi, sosok alpha female dianggap sebagai simbol kesetaraan gender dan kemajuan sosial.
Wanita yang mandiri, percaya diri, dan berprestasi dianggap sebagai inspirasi bagi wanita lainnya, dan mampu mengubah pandangan masyarakat tentang peran wanita dalam masyarakat.
Sosok alpha female juga menjadi contoh bagi generasi muda untuk mengambil tanggung jawab atas hidup mereka dan memperjuangkan hak-hak mereka.
Di sisi lain, sosok alpha female juga masih mengundang persepsi yang keliru karena pengaruh konsepsi mengenai sifat suatu golongan berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tepat.
Stereotip tentang peran wanita sebagai pengasuh dan pendukung suami serta keluarga masih akan terus ada dalam masyarakat, dan sosok alpha female dianggap sebagai pemberontak terhadap citra tersebut.
Hal ini dapat menimbulkan rasa ketidaknyamanan pada sebagian orang, terutama pada mereka yang berdalih memegang teguh nilai-nilai tradisional dengan berbagai cara yang sudah tidak relevan.
Selain itu, pro dan kontra terhadap sosok alpha female juga dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya lainnya, seperti pendidikan, lingkungan, dan pengalaman hidup.
Wanita yang hidup dalam lingkungan yang mendukung kesetaraan gender dan memberikan akses yang sama terhadap pendidikan dan pekerjaan biasanya lebih mudah untuk menjadi sosok alpha female.
Sebaliknya, wanita yang hidup dalam lingkungan yang masih kental menganut nilai-nilai patriarki atau pun memiliki keterbatasan akses terhadap pendidikan dan pekerjaan cenderung lebih sulit untuk menjadi sosok alpha female.