Menguasai dan memahami perihal ide dan gagasan tentu tidaklah mudah. Biasanya pengalaman dan kematangan berpikir dapat menjadi landasan pacunya. Sama halnya kala Soekarno dan Hatta memproyeksikan masa depan bangsa dahulu.
Kematangan berpikir bersumber dari pengalaman politik yang penuh dengan tantangan. Tidak sekedar menjalankan secara tiba-tiba, apalagi dengan jalan yang mulus. Ketangguhan dalam bersikap pun demikian, semua berasal dari proses yang tidak instan.
Proses inilah yang kemudian menjadikan Dwi Tunggal, didaulat sebagai pemimpin bangsa. Perjalanan politiknya yang panjang, serta keterlibatannya secara langsung dalam berbagai medan juang, dapat dijadikan alasan utama dalam melihat sosok terbaik bangsa.
Namun, berbeda dengan Sutan Syahrir, seorang anak muda yang terbentuk dalam proses ideologis yang panjang. Serta terlibat langsung dalam berbagai upaya militan demi kemerdekaan Indonesia.
Ia (Syahrir) adalah representasi para pemuda yang berani baku hantam dengan kaum kolonialis ataupun kaum fasis. Tanpa kenal kompromi dan memilih untuk bekerjasama. Apalagi memaksakan kehendaknya untuk dapat menjadi pemimpin bangsa.
Semoga bermanfaat, salam pemilu damai, dan terima kasih.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI