Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nakba 1948

16 November 2023   05:45 Diperbarui: 16 November 2023   05:55 1549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peristiwa Nakba 1948 (sumber: Reuters/Al Jazeera via kompas.tv)

Peristiwa pengusiran paksa yang disertai tindak kekerasan terjadi setelah Perang Palestina meletus bulan September 1947. Dimana telah disepakati secara sepihak (Inggris dan Yahudi), bahwa wilayah bangsa Israel meliputi 55 persen tanah di Palestina.

Berbagai serangan brutal tentara Israel terhadap wilayah sipil menimbulkan banyak korban jiwa. Sekitar 5.500 penduduk Palestina menjadi korban, dan sekitar 750.000 lainnya dipaksa pergi dari tempat tinggalnya.

Perlawanan bangsa Arab yang notabene adalah penduduk mayoritas di Palestina pun harus berakhir pada 15 Mei 1948. Wiliam Roger Louis dalam "The British Empire in the Midle East, 1945-1951", menjelaskan secara kausalistik perihal keterlibatan Inggris.

Khususnya ketika peristiwa Nakba terjadi, serta realitas geopolitik pasca peristiwa tersebut berakhir. Pihak Inggris disebut-sebut dengan jelas memberi dukungan militer bagi pasukan Israel yang dibentuknya.

Kebrutalan yang menjadikan Palestina sebagai medan perang pasca Perang Dunia 2 berakhir. Tak terkecuali terhadap para milisi Palestina, beserta keluarga mereka. Hal serupa yang terjadi di Indonesia ketika Perang Surabaya pada tahun 1945 meletus.

Implikasi politiknya tentu saja memantik perlawanan di masa-masa selanjutnya, seperti ungkap William Roger Louis. Hubungan politik antara bangsa-bangsa Arab dengan Israel, serta kebijakan regional di masa Perang Dingin berkecamuk.

Selama peristiwa Nakba, populasi bangsa Yahudi di Palestina meningkat drastis. Sebelumnya pada tahun 1922 hanya 22.000 jiwa, sedangkan pada tahun 1948 mencapai 720.000 jiwa. Hingga di tahun 1967 mencapai perhitungan 2.380.000 jiwa.

Sebuah agenda sistematis dalam upaya menguasai Palestina untuk kepentingan Israel dalam membangun sebuah negara. Ditambah dengan peristiwa lain, seperti perang Yom Kippur pada tahun 1973. Selain memantik lahirnya gerakan Intifada di Palestina.

Pasca Peristiwa Nakba

Upaya pendudukan wilayah-wilayah Palestina hingga kini masih terus berlangsung. Walau tekanan internasional semakin meningkat terhadap aksi militeristik tentara Israel terhadap penduduk sipil, seperti ungkap Mandy Turner dalam "The Gaza Strip and The Political Economy of Crisis".

Ada semacam kencederungan negatif dalam sebuah perang, yakni kejahatan kemanusiaan. Genosida, dan pengambilan paksa hak hidup orang lain, adalah hal yang tentu tidak diperkenankan terjadi. Apalagi sampai menyerang fasilitas kesehatan dan pengungsian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun