Dalam hal ini patut kiranya dijadikan evaluasi, apa yang menjadi alasan utama banyak guru terjebak pinjaman online ilegal? Apakah faktor kesejahteraan guru menjadi penyebabnya? Atau faktor lain yang berkenaan dengan pekerjaan?
Jika faktor kesejahteraan individu, maka akan berkaitan dengan kebijakan dalam sektor pendidikan. Semisal perihal gaji guru yang dirasa belum memadai (status kepegawaian). Selain faktor tuntutan pekerjaan, yang harus disesuaikan dengan realitas digitalisasi.
Banyak kiranya optimalisasi era digital dalam dunia pendidikan terbentur dengan persoalan pembiayaan. Terlebih jika pengadaan fasilitas penunjang kegiatan pembelajaran berbasis digital yang diserahkan kepada setiap guru. Inilah kiranya salah satu bebannya.
Tak luput juga perihal kesejahteraan keluarga, khususnya dalam aksesbilitas yang kerap terbentur dengan saran dan prasarana. Misal dalam hal pengadaan kendaraan bermotor operasional, yang dapat menjadi penunjang kegiatan belajar mengajar oleh guru.
Jadi, seorang guru tidak harus terjebak dalam jerat pinjaman online ilegal, kala jarak menjadi kendala dalam mengajar. Atau melalui pengadaan moda transpostasi khusus untuk kebutuhan pendidikan, dengan trayek antar sekolah. Ini kiranya solusi alternatifnya.
Tentunya melalui kebijakan pemerintah, dalam upaya mengurai potensi jerat pinjaman online ilegal yang mengarah kepada para guru. Bukan lantas mengupayakan atau mengarahkan kepada pinjaman yang legal, namun tidak menyelesaikan masalah utamanya.
Di mana kesejahteraan adalah faktor penting yang patut diperhatikan. Secara mayor, kebutuhan di era digital saat ini tak luput dari beragam persoalan yang menyertainya. Baik dalam skala sosial, dan bahkan dalam aspek pendidikan.
Semoga bermanfaat, dan terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H