Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Adu Kuat Para Capres Via Medsos

12 Juni 2023   05:30 Diperbarui: 12 Juni 2023   06:16 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melalui dua faktor tersebutlah kemudian dapat dijadikan catatan, sebelum penetapan siapa capres ataupun cawapres dari masing-masing partai pengusungnya. Selanjutnya adalah track record, yang seringkali mengemuka seiring komunikasi politik beberapa waktu kedepan. Apalagi ada dua kandidat yang masih aktif menjabat pada jabatan tertentu.

Dimana ada satu platform sosial media berbasis chat (whatsapp), yang memiliki rating penggunaan tertinggi, selain media digital diatas. Lantaran dapat diakses dengan murah oleh berbagai lapisan masyarakat. Dengan proyeksi chatting campaign yang dapat secara masif dapat dijadikan sarana penyebaran portofolio masing-masing kandidat tanpa harus merogoh kuota berlebih.

Publik tentunya akan turut menganalisa kebijakan publik dari para kandidat terhadap tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin. Melalui analisis yang positif demi masa depan bangsa dikemudian hari. Misal dari sosok Prabowo Subianto, yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan, dan Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah.

Namun, persepsi sedikit berbeda terhadap Anies Baswedan, yang kerap terpublikasi dalam kebijakan publiknya kala menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta beberapa waktu silam. Jadi rekam jejak dari masing-masing kandidat sudah barang tentu dapat menjadi wacana publik yang terus bergulir dan semakin besar melalui berbagai media sosial yang ada.

Seiring media massa mempublikasikan para kandidat sebagai karakter yang positif atau negatif, demi calon pemimpin bangsa dimasa datang. Kita tidak pungkiri bagaimana peran media sangat besar dalam membentuk opini publik. Tinggal bagaimana secara merdeka para calon pemilih dapat menentukan siapa yang terbaik diantara ketiga kontestan tersebut.

Baik dalam memahami dan memilah apa itu kampanye hitam ataupun money politic yang dapat mencederai gelaran Pemilu kelak secara bijak. Semoga bermanfaat, dan terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun