Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jibakutai Fenomena Kamikaze di Masa Revolusi

23 Oktober 2022   06:30 Diperbarui: 23 Oktober 2022   20:09 2440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monumen pejuang berani mati (Sumber: Dokpri)

Fenomena yang membuat gerakan massa secara masif mendatangi segala front pertempuran. Semangat jihad fii sabilillah yang digelorakan oleh K.H. Hasyim Asy'ari, adalah spirit juang yang mampu menggelorakan rakyat untuk turut bertempur sampai titik darah penghabisan.

Bahkan dengan berbekal sebuah ranjau darat, pasukan Jibakutai yang bergerak secara individual mampu menghancurkan peralatan perang Sekutu ataupun NICA-Belanda. Seperti tank, brencarrier, panser, truk, dan lain-lain. Diantaranya tercatat bahkan kerap menjadikan pos penjagaan Sekutu sebagai target yang harus dihancurkan.

Dalam suatu peristiwa pertempuran di Jembatan Merah, Surabaya, beberapa aksi pasukan Jibakutai ini membuat Sekutu terkejut. Bahkan sempat menuding, bahwa pasukan Republik telah memperalat pasukan Jepang, untuk melakukan aksi bom bunuh diri. Yap, kala itu memang Sekutu tengah dihinggapi penyakit Kamikazephobi.

Mereka tidak menyangka, bahwa pasukan bom bunuh diri ternyata adalah para pejuang Indonesia. Bukan kaleng-kaleng, tanpa berpikir strategis, tiba-tiba ledakan besar terjadi di tengah konvoi pasukan kavaleri Sekutu. Dimana hal itu menjadi pemandangan biasa kala itu. Horor Jibakutai seketika merebak secara masif dalam pertempuran di front Surabaya.

Suatu aksi assasin yang tidak dapat dideteksi dengan cepat oleh pasukan Sekutu. Terlebih, pasukan Kamikaze Indonesia ini memang kerap menyamar sebagai seorang rakyat biasa, dengan bom berdaya ledak tinggi dibalik jinjingannya. Jadi, bukan hanya pasukan Jepang yang berani mati demi membela tanah airnya, pun dengan para pejuang Indonesia.

Tidak ada yang lebih berani dan nekat diantara pasukan lain kala itu, selain dari Barisan Beran Mati. Mereka rela berkorban raga hanya untuk menjaga Kemerdekaan Indonesia. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun