Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Madiun Affair Pilih Soekarno atau Musso!

18 September 2022   05:30 Diperbarui: 18 September 2022   12:04 2073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Kol Mahardi salah satu korban peristiwa Kresek

Di pusat kota, mobilisasi pasukan Tentara Pelajar ternyata dapat memberi pukulan terhadap pasukan PKI. Mereka mulai bergegas untuk melakukan aksi "undur diri", sejak tangal 22 September 1948. Kalah di perbatasan, dan kocar-kacir dari pusat kekuatan di kota. Menjadi argumentasi, bahwa pasukan komunis tidak mampu mengkonsolidasikan kekuatan.

Ditambah lagi dengan laskar pejuang yang pro Tan Malaka, dan turut serta dalam upaya pembersihan kaum pemberontak di Madiun. Terlalu kompleks untuk dikisahkan dalam sebuah artikel. Hal ini dapat penulis sampaikan sesuai dengan penelitian yang pernah penulis lakukan perihal pemberontakan kaum kiri di Madiun.

Pembebasan Tan Malaka dari tahanan setelah aksi kudetanya (3 Juli 1946), sebenarnya untuk mengimbangi pengaruh Musso di kalangan orang-orang "kiri" kala itu. Walau pada akhirnya, Tan Malaka di eksekusi usai pemberontakan Madiun berakhir.

Kembali kepada aksi baku tembak yang terjadi di sekitar kota Madiun. Karena tidak adanya dukungan dari masyarakat, maka taktis, pasukan FDR/PKI tidak mampu memberikan perlawanan yang berarti. Bersama laskar dari Barisan Banteng dan Hizbullah, pasukan Siliwangi mengadakan raid dari kaki gunung Lawu menuju Madiun.

Letkol Sadikin dan Mayor Achmad Wiranatakusumah dari Siliwangi berhasil memukul pasukan FDR/Pesindo serta PKI di sekitar Magetan pada 25 September 1948. Esoknya, Magetan berhasil dikuasai oleh pasukan TNI seraya dibebaskan dari pegaruh komunis.

Himawan Soetanto juga menjelaskan, dalam upaya merebut kembali Madiun, sejak perbatasan Madiun berhasil dikuasai oleh pasukan TNI, antara Musso dan Amir Syarifuddin telah terjadi konflik atau perpecahan. Terlebih karena upaya mereka untuk lari ke Kediri sudah tertutup. Secara perlahan, Kediri telah dikuasai oleh pasukan TNI sejak 26 September 1948.

Dalam pengakuan Soemarsono, setelah merasa terdesak, Amir Syarifuddin memutuskan untuk keluar dari Madiun menuju utara. Ia hendak masuk ke wilayah Belanda bersama pasukannya. Berbeda dengan Musso, yang memutuskan untuk keluar dari Madiun dan menuju ke Ponorogo. Ia hanya ditemani oleh beberapa pengawalnya.

Sejak 27 September 1948, kota Madiun telah berangsur-angsur dapat dikuasai oleh pasukan TNI. Konsolidasi untuk pemulihan kota menjadi prioritas utama, seraya mempersiapkan pengejaran terhadap Musso dan Amir Syarifuddin bersama pasukan pengawalnya.

Kampanye Soekarno nyatanya berhasil menggerakkan rakyat yang sudah antipati terhadap sikap kaum komunis. "Pilih Soekarno atau Musso!", adalah perintah tegas yang diutarakan Soekarno dalam menyikapi aksi-aksi kaum komunis di Surakarta dan Madiun.

Sekiranya dapat dipetik hikmah dari peristiwa ini, tidak lain adalah solidaritas TNI beserta laskar dalam upaya membendung aski yang merugikan Republik, tatkala Belanda tengah mempersiapkan agresinya kembali. Tentu peran para pemimpin yang berhasil berkolaborasi dengan baik bersama seluruh kekuatan militer Republik adalah kunci utamanya. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun