Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Unik dan Menarik Cinta Pejuang Belanda untuk Indonesia

6 September 2022   05:30 Diperbarui: 6 September 2022   05:30 1720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tugu Pahlawan, Surabaya (dokpri)

Selama di Lembang, ia yang telah memutuskan untuk keluar dari pasukan Belanda, lantas memilih untuk bergabung dengan pasukan divisi Siliwangi. Kolonel Alex Kawilarang adalah sosok dibalik bergabungnya Idjon Djanbi dengan pasukan Republik. Tentu saja karena Alex mengetahui pengalamannya dalam membentuk pasukan penerjun selama Perang Dunia II berlangsung.

Idjon Djanbi (wikipedia)
Idjon Djanbi (wikipedia)

Tanpa pikir panjang, Idjon Djanbi langsung memutuskan untuk colabs dengan Alex. Ia diberi pangkat Mayor, dan dengan segera bersama Alex Kawilarang membentuk sebuah Kesatuan Komando Teritorium Tentara III/Siliwangi cikal bakal dari Kopassus. Tentu berbagai kiprah lainnya dalam berbagai peristiwa pertempuran di Indonesia sudah pasti ada kaitan dengan dirinya.

Hingga tahun 1955, Idjon Djanbi menyatakan berhenti dari ketentaraan, dengan kenaikan pangkat sebagai Letnan Kolonel. Setelah berhasil membentuk Kopassus menjadi sebuah kesatuan elite bagi Indonesia. Luar biasa bukan?

Ketiga, adalah Keluarga Kobus. Nah, mungkin kiprah keluarga ini bagi Indonesia jarang ada yang mengetahuinya. Terlebih semua personilnya adalah perempuan. Dolly bersama ketiga puterinya, Betsy, Annie, dan Miny adalah para pejuang palang merah berdarah Belanda yang justru memihak kepada para pejuang Republik.

Dolly, memang memiliki latar belakang sebagai aktivis penentang pendudukan Jerman pada masa Perang Dunia II. Maka wajar, jika ia memilih berada di pihak Indonesia yang memang dianggapnya tengah memperjuangkan kemerdekaan negerinya. Seperti yang ia alami ketika melawan pendudukan Jerman dahulu.

Sejak berada di Jakarta, dalam sebuah perjalanan menuju Jogjakarta melalui kereta api, mereka kerap berteriak; "Merdeka! Indonesia Merdeka!". Dengan tanpa sekalipun merasa gentar walau banyak pasukan Belanda yang berjaga. Karena memang tujuan mereka ke Jogjakarta adalah untuk bertemu dengan Bung Karno, seraya memberikan kuasa untuk ketiga anaknya.

Keluarga Kobus (Kompas)
Keluarga Kobus (Kompas)

Tentu saja untuk diperbantukan di barisan para pejuang Republik. Wah. Seorang ibu yang luar biasa, ya?

Tepatnya di front Jember, Annie dan Miny terlibat aktif dalam kesatuan Palang Merah Indonesia di garis depan. Begitupula ketika keluarga Kobus menetap di Malang. Peristiwa Malang Lautan Api pun mereka rasakan dalam suasana pertempuran. Dimana mereka bergerak di "bawah tanah" untuk memberi informasi bahwa Indonesia telah merdeka.

Dalam beberapa waktu, keluarga Kobus kerap turut andil berdemonstrasi demi menuntut penetapan kemerdekaan Indonesia. Kala itu memang tengah ramai upaya diplomasi antar pemerintah Indonesia dengan Belanda. Luar biasa bukan keluarga pejuang ini...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun