Sayang, gairah dan antusiasme yang ada tak kunjung diimbangi dengan prestasi. Sepakbola kita justru lebih identik dengan sensasi, carut marut kompetisi hingga kurang profesionalnya pengurus federasi mengakibatkan timnas minim prestasi.
Tak terasa tetesan terakhir kopi yang kami nikmati beriringan dengan waktu yang sudah menjelang senja. Pembicaraan ditutup dengan harapan timnas kita bisa menyeimbangkan dan memanfaatkan gairah seluruh pencinta sepakbola Indonesia agar mendapatkan prestasi, terutama di Piala AFF, turnamen dimana sampai saat ini kita masih belum pernah mencicipinya meskipun Indonesia adalah pioneer kompetisi sepakbola terbesar se-Asia Tenggara tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H