Satu demi satu kini mulai membuktikan tantangannya, ketakutan harus dihilangkan, jika tidak maka ia akan menjadi bomerang saat melakukan, aba-aba terus disampaikan dari ustad dan ustadzah yang berpengalaman, badan ditidurkan, dorong dan tangan kanan buka lepaskan ya seperti itulah inti aba-aba yang terus berkumandang.
Siswa dan ustad-ustadzah turut meraimakan kegiatan Rappeling, melawan ketakutan berpacu dengan gerakan dan pikiran, pada akhirnya semua berada di bawah diiringi aliran sungai yang menenangkan. Ada rasa bahagia disetiap wajah siswa, senyum yang begitu lepas dan suara yang tak lagi terdengar gagap. Perlahan-lahan mereka kembali melangkahkan kaki di antara bukit ilalang sambil memegang tali yang dieratkan sebagai gemgaman tangan agar bisa sampai di atas.Â
Tepat sinar matahari mulai berada di atas kepala, kegiatan Rappeling sudah usai dan siswa harus pulang ke sekolah alam dengan badan yang basah, itu pun tak menjadi masalah. Mereka kembali dengan penuh ceria, terlintas polusi udara turut mengganggunya. Sesampainya di pintu gerbang sekolah alam mereka bergegas ke kamar mandi, menenangkan badan sambil menyantap makanan, sesaat kemudian merekan harus menjalankan sholat dzuhur berjamaah meski badan terasa lelah tetap harus menjalankan perintah Allah.
Petikan nasihat di tengah sholat dzuhur  "Tidak ada yang namanya takut ketinggian yang ada takut jatuh" (dra)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H