Mohon tunggu...
HENDRA BUDIMAN
HENDRA BUDIMAN Mohon Tunggu... Freelancer - Swasta

Setiap tempat adalah sekolah, semua orang adalah guru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Masalahnya Bukan Pencurian Ikan, Ibu Susi..."

10 Desember 2014   22:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:35 3555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14182223801691010195

Artinya, begitu besar bangsa ini tergantung pada nasi sebagai makanan pokok. Bahkan cara berpikir ini berubah menjadi mitos, jika tidak makan nasi bisa jatuh sakit. Penyakit busung lapar misalnya, bukan semata tidak tersedia stok beras atau tidak mengkonsumsi nasi. Tetapi, budaya makan nasi sulit untuk dikonversi Dengan bahan makanan pokok lainnya. Makan nasi sudah menjadi budaya. Menjelma menjadi mitos dan kepercayaan. Makanya Indonesia dikenal sebagai negara yang mengkonsumsi nasi terbesar di dunia. Berbanding lurus dengan derita diabetes yang juga besar di Indonesia.

Masalahnya bukan nasi atau ikan laut, keduanya penting sebagai asupan konsumsi. Tetapi urusan makan-memakan itu menyangkut budaya. Melintasi semua golongan, suku, agama, profesi dan pendidikan. Bisa diperbandingkan konsumsi ikan laut warga DKI Jakarta masih kalah jauh dengan warga Makasar. Dan yang tertinggi warga di provinsi Maluku. Bila permintaan dalam negeri dengan konsumi ikan laut yang begitu rendah, bagaimana orang harus peduli harta kekayaan lautnya berupa ikan dicuri oleh negara lain.

Jadi jangan dibalik bu Susi. Rendahya konsumsi ikan laut karena adanya praktek illegal fishing. Andai masyarakat Indonesia rakus memakan ikan laut, niscaya semua pihak akan peduli dengan illegal fishing. Sebagaimana jika terjadi kelangkaan stock beras, harga sembako naik dan beras import. Semua pihak ribut. Karena mayoritas bangsa Indonesia butuh makan. Dan yang namanya makan itu ya mengunyah nasi.

Sekali lagi, tidak mudah untuk mengubah mindset dan kesadaran semu dalam kolektif memory masyarakat. Suatu kesadaran yang menjauh dari kehidupan laut yang secara kodrati diberi oleh Sang Kuasa dua pertiga wilayahnya berupa perairan. Terbalik dengan bangsa Jepang, yang kodrat geografisnya lebih luas daratan ketimbang lautan, namun masyarakatnya rakus makan ikan laut. Semakin kuat urusan mengunyah hewan laut itu dihubungkan dengan mitos dan kepercayaan.
Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun