Orang tua tersebut akan menilai bahwa pembelajaran daring ini terkesan "ribet", dan mustahil dilaksanakan dikarenakan ketidak punyaan gawai untuk memenuhi kebutuhan anaknya belajar secara daring. Banyak juga sekolah yang tetap melaksanakan jadwal normal di masa pandemi ini, dalam catatan bahwa daerah mereka memiliki zona yang aman, dan juga protocol kesehatan pun dilaksanakan.
Menurut mereka ini adalah jalan terbaik untuk tetap menjalankan kegiatan belajar mengajar di daerah tersebut. Saya pun setuju akan hal ini, menurut saya dimasa pandemi sangat sulit untuk mereka yang tinggal di daerah untuk melaksanakan pembelajaran secara daring tanpa bantuan dari pihak manapun.
Sekali lagi dalam catatan daerah itu tidak memiliki zona yang berbahaya dan tetap melaksanakan protokol kesehatan dan dalam pengawasan orang tua agar para siswa dapat pulang langsung setelah jadwal pelajaran atau jadwal sekolah telah selesai dilaksanakan.
Seorang guru sekolah di Cirebon pun membuat kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan cara mendatangi setiap rumah para murid untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar tersebut. Karena disana belajar secara daring pun disebut tidak berjalan efektif, dikarenakan tidak semua siswa, khususnya di daerah pelosok, memiliki fasilitas internet dan gawai.
Adanya permasalahan tersebut kemudian mendorong pihak sekolah untuk mencari cara lain agar KBM tetap berjalan. SD Negeri 1 Munjuk pun mengambil tindakan untuk tidak menerapkan metode belajar daring. Metode belajar yang digunakan para guru di SD tersebut adalah dengan cara mendatangi langsung rumah para siswa. Para siswa sebelumnya membuat kelompok belajar.
Pembentukan kelompok belajar ini dimaksudkan untuk mempermudah penyampaian materi yang akan dijelaskan oleh guru. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa jalan terbaik untuk tetap menjalan kegiatan belajar mengajar di daerah adalah dengan menemui para siswanya secara langsung.
Dikarenakan belajar secara daring bukanlah jawaban yang tepat untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di daerah yang pelosok. Menurut para guru SD Negeri 1 Munjuk kekurangan dari metode belajar mengajar yang digunakan para guru saat itu adalah guru harus membawa sendiri buku materi dari sekolah ke rumah siswa, serta tidak tersedianya papan tulis untuk menunjang kegiatan belajar.
Bahkan, dirinya sempat kebingungan mencari alamat rumah siswa karena letaknya berada di pelosok desa. "Medianya susah. Harus ada papan tulis, buku-buku harus dibawa dari sekolah ke rumah siswa. Rumahnya juga saya tidak tahu, jadi harus blusukan dulu ke pelosok-pelosok," Kata Dian salah satu guru sekolah dasar tersebut.
Dalam kenyataannya kita semua tidak siap dengan keadaan yang seperti ini, dimana semua orang terkena dampak dari pandemi ini. Dari faktor ekonomi, kesehatan, maupun faktor yang lainnya. Kemendikbud pun tidak bisa meraup semua permasalahan dalam dunia pendidikan untuk bisa diselesaikan dalam sekejap, semua butuh proses yang panjang, dan Kemendikbud Nadiem makarim pun menegaskan bahwa prioritas Kemendikbud bukanlah melanjutkan atau melaksanakan Pengajaran Jarak Jauh (PJJ) dalam jangka waktu yang lama.
Meski begitu karenaka kondisi kesehatan yang belum pasti, maka saat ini Kemendikbud terus menyusun langkah untuk mengoptimalkan PJJ. dua prinsip kebijakan pendidikan di masa pandemi menurut Kemendikbud adalah kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik tenaga kependidikan, keluarga dan masyarakat merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran.
Lalu kedua, tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial juga menjadi pertimbangan dalam pemenuhan layanan pendidikan selama masa pandemi Covid-19.