"Dalam HUT ini, Surabaya hebat dibangun dari kekeluargaan. Hebatnya Surabaya karena rakyatnya saling mendukung dan membantu. Maka pertahankanlah... Bangunlah Surabaya dengan saling menghargai. Ayo, satukan tekad untuk Surabaya hebat! Kebersamaan itulah yang menjadi kekuatan kita."
Begitulah beberapa hal yang disampaikan walikota Surabaya Eri Cahyadi pada resepsi HUT ke-731 Surabaya yang diadakan di pelataran Balaikota Surabaya. Ia juga menyerahkan penghargaan kepada para kader "Surabaya Hebat" sebagai penggerak di lapisan terbawah.
Ribuan orang turut hadir di dalamnya, termasuk 1.000 orang masyarakat umum. Bahkan, kabarnya, kuota tersebut masih ditambah 300 orang lagi, mengingat animo warga cukup besar. Terbuka tidak hanya yang ber-KTP Surabaya, namun juga yang dari luar kota.
HJKS yang Berubah
Resepsi yang diadakan pagi hari -dijadwalkan pkl 7- tepat di hari ulang tahun tanggal 31 Mei ini, MC mempergunakan dwi bahasa: Indonesia dan Jawa Surabaya. Khas dan unik, walaupun terkadang ada terjemahan yang bisa membikin senyum.
Misalnya, "Hadirin dipersilakan duduk". Duduk dalam bahasa Jawa (halus) umumnya dipakai kata "pinarak" atau "lenggah" (Jawa madya/tengahan). Nah, dalam bahasa Surabaya jadi "lungguh". Terdengar kasar (Jawa ngoko), tapi itu adalah egaliter dan biasa untuk penduduk asli Surabaya.
Tak elok rasanya jika dalam momentum ini tak dikenalkan juga riwayat Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS). Adi Sutarwijono, Ketua DPRD Kota Surabaya didaulat untuk membacakannya.