Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merajut Nusantara Damai Lewat Peringatan Natal Nasional 2023

28 Desember 2023   20:45 Diperbarui: 28 Desember 2023   20:46 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konsep etnik Nusantara (foto: dok. pribadi)

Semudah sebuah senyum, semudah itu kami bahagia
Senyum kami sederhana, seperti cinta kasih Tuhan, yang tak perlu bertanya
Dalam doa dan harapan, kami sandarkan secarik keinginan
Oh, Tuhan... kami hanya ingin damai bahagia

(Puisi oleh Gempita)

 

Plong, puas, dan lega. Perasaan aman, nyaman, dan sukacita terpancar melalui kehadiran 16.000 umat dan undangan yang hadir. Mereka berkumpul bersama dalam malam puncak Ibadah dan Perayaan Nasional 2023, yang diadakan pada Rabu, 27 Desember.

Warga jemaat menyatakan syukur atas terlaksananya kegiatan keagamaan yang digelar bersama antara umat Kristen dan Katolik itu. Apalagi cuaca yang bersahabat, dan bulan bundar yang menghiasi langit malam. Menambah syahdu suasana.

Sukacita Bersama

Memang, dalam pemberitaan sebelumnya(19/12/2023), Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Gomar Gultom meminta pemerintah menjamin keamanan selama perayaan Natal dan Tahun Baru berlangsung. Hal itu disampaikannya saat jajaran PGI bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, di kantor PGI Grha Oikoumene, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat.

Di akhir masa pemerintahan presiden Joko Widodo, kegiatan Natal Nasional yang kali ini ditempatkan di Surabaya, bisa jadi menjadi pengobat rindu juga bagi masyarakat yang tinggal jauh dari ibukota Jakarta. Kegembiraan itu perlu juga untuk dinikmati penduduk lain di tanah air.

Seperti yang disampaikan oleh Jokowi di sela sambutan yang disampaikannya. "Saya sudah 85 persen saya mengunjungi daerah di tanah air. Sisanya akan saya tuntaskan di tahun 2024 mendatang."

Sontak, pernyataan itu disambut meriah dengan tepuk tangan hadirin yang memenuhi 3 lantai gedung Gereja Bethany Nginden, yang berkapasitas maksimal 35.000 orang itu.

Ya, kehadiran Jokowi memang ditunggu banyak orang yang mengidolakannya. Bahkan waktu jeda 30 menit antara Ibadah dan Perayaan itu sering diisi gimmick. Seolah presiden dan tamu undangan lain sudah hadir memasuki tempat acara berlangsung.

"Eeaaaa..." bagai paduan suara menyambut teriakan yang terdengar dari lantai 1. Disambut hangat dari balkon lantai atas, yang ternyata tidak ada apa-apa. Beberapa kali terjadi, hingga jadi bahan candaan. "Belum... belum... :)"

Duduk, berdiri, angkat ponsel untuk merekam kejadian. Tak jadi ternyata, haha...

Antusias menyambut Presiden Jokowi (foto: dok. pribadi)
Antusias menyambut Presiden Jokowi (foto: dok. pribadi)

Di Luar Tangkapan Layar

Kegiatan Natal yang dilaksanakan indoor dalam gedung gereja memang baru kali pertama ini dilangsungkan. Gereja Bethany Nginden sendiri termasuk salah satu gedung gereja terbesar se-Asia Tenggara. Berdiri di atas tanah yang total luasannya 6,8 ha.

Acara ini terbagi menjadi 2 sesi. Pertama adalah Ibadah Natal terlebih dulu, yang dimulai maju 10 menit dari rencana semula pkl. 17.00 WIB. Sementara sesi kedua adalah Perayaan Natal yang direncanakan mulai pkl. 18.30-20.00 WIB.

Nah, yang disiarkan secara langsung lewat layar kaca adalah sesi non-sakramen (di luar ibadah). Sebut saja semacam "hiburan", namun tetap pada koridor tema Natal. Sehingga sesi ini bisa dinikmati khalayak luas dan sifatnya juga lebih longgar.

Jadi buat penonton yang tidak bisa hadir langsung, memang seperti terasa ada yang kurang. Waktunya kok pendek. Pesan Natal (kotbah)-nya seperti tidak ada.

Doa bersama untuk bangsa dan negara yang dilakukan secara Katolik dan Kristen (foto: dok. pribadi) 
Doa bersama untuk bangsa dan negara yang dilakukan secara Katolik dan Kristen (foto: dok. pribadi) 

Ya, tidak salah memang. Sebab yang disiarkan secara nasional, yang nampak hanyalah sambutan dari Ketua Panitia Nasional, Menteri Agama, dan Presiden RI. Juga aneka tampilan yang menyertainya. Ada paduan suara, tarian, dan nyanyian (solo, duet), serta permainan musik (angklung, sasando, dan lain-lain).

Jadi kalau mau diceritakan, ada banyak momen yang tidak akan terekam. Pernak-pernik kisah yang menarik selama atau bahkan sebelum dan sesudah seremoni ini berlangsung.

Misalnya, momen ketika umat harus berjalan kaki dulu menuju ke tempat acara, karena jalanan sudah disterilisasi. Momen menunggu antrian pada shuttle bus pada area parkir yang telah ditentukan.

Area steril menuju lokasi (foto: dok. pribadi)
Area steril menuju lokasi (foto: dok. pribadi)

Atau momen ketika Banser terlibat membantu melakukan pengamanan. Mereka bahkan mendapatkan ruang permanen yang cukup besar di area basement. Juga kedatangan pasukan baret hijau dan branjangan (mobil tank) ke lokasi area.

Orang-orang yang berbeda iman, bisa juga larut bersama dalam sukacita Natal, bisa jadi warta bahagia. Di tengah tantangan kabar intoleransi yang masih terjadi di beberapa sudut NKRI.

Ada driver, petugas kebersihan, satpam dan petugas lain yang ikut serta mendukung dan menjaga ketertiban dan kenyamanan acara. Bekerja tidak hanya di hari "H" pelaksanaan, namun pra dan paska pelaksanaannya.

Atau juga momen-momen lucu saat umat bertemu idolanya secara langsung. Ada perasaan senang dan bahagia yang dirasakannya, saat bisa bertatap muka secara fisik.

Ada juga momen syahdu, dan juga kehangatan suasana. Saat lagu Malam Kudus dilantunkan, lautan stick dan flash light bertaburan. 

Mengabadikan momentum berharga (foto: dok. pribadi)
Mengabadikan momentum berharga (foto: dok. pribadi)

Dan sebaliknya, kehangatan menjadi pecah juga ketika dendang lagu yang dinyanyikan Nella Kharisma misalnya, mampu menghipnotis orang turut bergoyang. Tanpa dikomando, menikmati kegembiraaan, mengikuti aransemen musik yang ceria mengiringinya.

Tangkapan layar dari siaran TVRI
Tangkapan layar dari siaran TVRI

Pesan Damai

Benang merah dari pernyataan Menkominfo Budi Arie Setiadi sebagai Ketua Panitia Nasional, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, serta Presiden Joko Widodo adalah bagaimana semangat Natal ini mampu menjiwai keberagaman yang ada di tanah air.

Perbedaan bukanlah tembok tebal yang akan memisahkan persaudaraan.Sukacita Natal bukanlah monopoli umat kristiani semata, tapi kegembiraan kita semua.

Berbeda keyakinan, tak mengurangi keimanan dari Mbak-mbak berjilbab yang turut hadir karena tugas (foto: dok. pribadi)
Berbeda keyakinan, tak mengurangi keimanan dari Mbak-mbak berjilbab yang turut hadir karena tugas (foto: dok. pribadi)

Kita ingin terus memberi contoh kepada dunia bahwa keberagaman adalah hukum alam yang tidak terhindarkan. Ada banyak perbedaan yang ada: agama, suku, ras, tradisi, adat-istiadat, bahasa, dan bahkan pilihan politik. Tetapi pilihan untuk hidup rukun, penuh kasih sayang adalah pilihan terbaik, yang senantiasa harus terus diperjuangkan dan ditumbuhsuburkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pesan dan harapan itu tentu saja sejalan dengan narasi-narasi yang turut disampaikan. Baik sebelumnya melalui kotbah dan pujian. Juga suguhan aneka tampilan yang telah dipersiapkan, baik panitia nasional dan lokal.

Sarat ragam budaya bangsa (foto: dok. pribadi)
Sarat ragam budaya bangsa (foto: dok. pribadi)

Unsur etnik dan keragaman budaya Nusantara yang dikemas, menjadikan atmosfer keindahannya nampak terasa. Ya, inilah Indonesia yang penuh dengan ragam pesonanya.

Bahagia dan bersyukur bahwa Natal ini bisa terlaksana dengan baik. Ada kegembiraan dan sukacita yang terlarut bersama.

Mengutip pernyataan Presiden Jokowi, "Selamat merayakan Natal. Semoga kehangatan Natal memenuhi hati kita dengan penuh sukacita damai dan sejahtera..."

Hendra Setiawan

28 Desember 2023

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun