Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Dinasti atau Dinasti Politik; yang Terpenting Orang Jahat Jangan Sampai Berkuasa

25 Oktober 2023   19:10 Diperbarui: 25 Oktober 2023   19:15 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa ini bisa terjadi? Logika berpikirnya simpel saja, penguasa lama tentu punya kekuatan elit politik yang lebih kuat jika ia diperbandingkan dengan calon penguasa baru. Kalau kekuatan elit politik itu sangat kuat, mendapat loyalitas dari pendukung yang militan, dan juga sumber dana yang berlimpah, maka tahulah sendiri ending-nya. Kekuasaan yang berjenjang, turun-temurun, gampang dipraktikkan dengan tanpa menghilangkan nilai demokrasi yang ada.

Pendek katanya, jika ada bapak, ibu, anak atau siapapun dalam sebuah keluarga, jika ia mau meneruskan kepemimpinan sebelumnya melalui sistem demokrasi yang ada, asalkan  mendapatkan dukungan suara yang signifikan dari masyarakat pemilihnya, itulah yang disebut Politik Dinasti.

Apakah di Indonesia ada contohnya? Ada cukup banyak nama yang bisa disebut dan dari daerah mana (silakan gogling sendiri). Tapi tak sedikit di antaranya terjerat dalam pusaran kasus korupsi.  Misalnya, seorang istri atau anak digadang-gadang menggantikan posisi suami yang tak bisa lagi mencalonkan diri di pilkada berikutnya.

Dinasti Politik

Politik Dinasti, kalau yang muncul adalah orang-orang yang baik, jujur, punya komitmen tinggi untuk kesejahteraan bersama, barangkali tak terlalu menjadi masalah besar. Orang masih bisa menerima dan memaklumi. Bahkan mungkin sangat mendukung.

Nah, yang jadi persoalan utama adalah ketika yang dijumpai adalah sebaliknya. Politik Dinasti jatuh ke tangan yang salah. Lingkaran kekuasaan hanya beredar di lingkungan keluarga. Memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan sendiri dan kelompoknya. Pada saat inilah, kekuasaan harus dilawan dan dihentikan.

Di sinilah letak bedanya pengertian Dinasti Politik. Ia adalah sebuah reproduksi kekuasaan yang dilakukan secara 'primitif'. Kenapa? Sebab di ruang kekuasaan itu yang diandalkan adalah faktor kekerabatan, keturunan dari kelompok penguasa.

Dinasti Politik merupakan imbas, sebab-akibat dari terjadinya Politik Dinasti yang sedang dibangun. Dengan Dinasti Politik, orang yang memiliki kekuasaan bisa menyediakan jalan, atau memberikan akses kemudahan kepada keluarga atau kerabatnya untuk bisa menduduki pos-pos atau jabatan strategis tertentu melalui rekrutmen yang dilakukan penguasa.

Penyimpangan Demokrasi 

Praktik kenegaraan (baik di tingkat pusat atau daerah) yang pada akhirnya mengerucut kepada Politik Dinasti sebenarnya adalah sebuah penyimpangan dari sistem demokrasi yang sehat. Bisa jadi di sinilah 'titik lemah" demokrasi yang ada. Ada celah yang bisa dimasuki, tanpa dianggap melanggar aturan yang ada (hukum tertulis).

Menghilangkan praktik Politik DInasti yang buruk, tentu saja tak mudah. Justru jalan terjal yang ditemui, karena bisa jadi hal ini sudah berlangsung sangat lama dan menjadi warisan abadi. Mengakar kuat hingga perlu alat potong yang amat tajam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun