Sekepal tak sampai
Masih terlalu jauh
Lagi-lagi itu yang terjadi
Ingin rasanya menangis saja
Mengapa waktu penantian yang panjang ini
Tak ada satu saja yang berhasil
Agar jangan rasa kecewa ini
Tak ada obat penggantinya
Hingga tanpa sadar waktu terus berlalu
Kebaikan-Nya mulai  mewujudnyata
Pinta dalam doa di hati
Terkabul pula
Lewat satu bakal buah yang datang bersembunyi
Entah kapan ia mulai ada dan tumbuh
Tetiba saja sudah membesar
Setara ukuran sebutir telur pada umumnya
Dan... Kesabaran itu membuahkan hasil
Padahal baru sadar jika tangkai utamanya sudah habis mengering
Entah ia tumbuh dan mendapat sari makanan dari mana
Jelasnya ada batang baru yang menopang pertumbuhan hidupnya
Jerih lelah
Perjuangan panjang penantian
Lunas terbayar sudah
Terima kasih Sang Pencipta
Buah pertama dan satu-satunya
Dari biji yang tumbuh secara liar ini
Kini dapat dinikmati hasilnya
Sungguh alangkah indah hari pemberian-Mu
Hendra Setiawan
Minggu, 5 Maret 2023
*) Selanjutnya, versi artikel: "Suka Duka Bertanam Labu Kuning"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H