Hoaks dan Tantangan Umat Beriman Masa Kini
Miris sebenarnya jika membaca kisah di atas. Golongan terpelajar, orang-orang yang mumpuni dalam bidang keagamaan. Namun di tangan yang sama itu pula, hoaks diciptakan.
Siapa yang menjadi korban? Tentu saja masyarakat awam yang sebetulnya lugu, polos. Ketika rentetan hoaks itu terus dinarasikan, apalagi dengan memakai jubah pemuka agama, kata-kata yang berisikan kalimat-kalimat nan suci, membuat yang awam tadi akhirnya terseret. Masuk dalam jebakan hoaks.
Orang yang sudah terjebak pada hoaks, jika tak diantisipasi sejak dini, makin lama makin dalam terseret arus pusaran. Kebenaran yang sesungguhnya malah dilawan. Ia bahkan rela menjadi corong kebohongan.
Hoaks bisa dilakukan tanpa seseorang sadari bahwa yang ia sebarkan adalah informasi palsu. Dengan sengaja atau tidak, turut menyebarkan hoaks dengan tujuan tertentu. Bisa karena keyakinan yang keliru, atau karena ambisi tertentu.
Meneladani semangat Paskah dua ribu tahun lalu, seakan sama konteksnya. Sebuah pelajaran agar sebagai umat beriman yang baik, Â turut ambil bagian mewartakan kebenaran yang sesungguhnya. Mengabarkan berita sukacita, kabar baik, warta kasih, informasi yang menyejukkan dan membangun. Â Â
Selamat Paskah 2022...
17 April 2022
Hendra Setiawan
*) Sebelumnya: