Langkah praktis dalam hal ini misalnya:
1. Pengaturan Besaran Api atau Suhu Saat Memasak
Meskipun kelihatannya sederhana, pengaturan suhu dapat menekan kecepatan perubahan warna minyak. Suhu yang terlalu tinggi tentunya membuat suhu minyak goreng menjadi lebih cepat panas.
Enak sih, tak berlama-lama di dapur. Bahan mentahnya cepat matang. Tetapi ini bukanlah solusi yang baik. Ada kalanya tingkat kematangan makanan tidak merata. Matang di luar tapi di dalamnya masih mentah. Belum lagi ancaman gosong dan banyaknya asap yang ditimbulkan dari alat penggorengannya. Memasak jadi tak jenak (nyaman).
2. Pembersihan Sisa Masakan dalam Minyak Goreng
Ada kalanya menggoreng sekali dua kali, sudah terjadi perubahan pada warna minyak goreng. Kejernihan yang menurun ini bisa disebabkan karena masih adanya sisa bahan masakan yang tertinggal. Walaupun sedikit namun jika dibiarkan mengendap terlalu lama, maka ia bisa menurunkan kualitas dari minyak goreng tadi.
Jadi, kalau menggoreng, usahakan sedapat mungkin jangan ada banyak sisa bahan yang tertinggal. Selain pakai serokan, bisa juga saringan. Biar minyaknya tak lekas keruh.
3. Media Penyimpanan dan Pengaturan Pemakaian
Minyak goreng bekas pakai, sebaiknya dipisahkan berdasarkan bekas masakan yang dipakai sebelumnya. Tujuannya adalah untuk menghidari tercampurnya aroma bahan makanan.
Misalnya, masih ada minyak yang sebelumnya dipakai untuk menggoreng ikan. Lalu digunakan lagi untuk menggoreng pisang. Rasanya bisa menjadi rusak. Pun demikian juga dengan tekstur dan warna masakan berikutnya.
Soal kelayakan minyak goreng bekas ini bisa juga dideteksi dari penggunaan bahan baku tertentu. Misalnya jika minyak berbusa di bagian atasnya, karena pengaruh telur, ikan atau bahan lainnya. Biasanya kalau seperti ini, minyak goreng tadi lebih mudah berubah warna: menghitam dan mengeruh. Kalau sudah seperti ini, tak perlu disimpan karena beberapa waktu ia jadi tengik.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!