Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Panas dan Hujan

18 Oktober 2021   16:00 Diperbarui: 18 Oktober 2021   16:02 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(1)

Berhari-hari ini terasa panas menyengat
Gerah
Haus
Berkeringat

Kau bersungut-sungut
"Duh, panas sekali!"
Tak nyaman
Kipas angin pun tak mempan

Sungguh, hari-hari yang luar biasa
Cuma segar terasa saat mandi
Selebihnya seperti roti di dalam oven
Bisa matang lama-kelamaan

Protes
Biasa, itu kelakuan yang tak bisa dibendung
Sudah mendarah daging
Kebiasaan

Padahal ini semua adalah gejala alami
Fenomena alam biasa
Setiap tahun terus berulang
Tapi tetap tak bisa mengendalikan diri

(2)

Tik..tik... tik...
Bunyi hujan di atas genting
Hah... jangan ikut bernyanyi
Benar, ada air turun dari langit

Hujan, ya... hujan
Keinginanmu terkabul
Kau tidak merasa kegerahan lagi
Lebih terasa enak, bukan?

Sudah, jangan bsersungut lagi
Hujan ini telah meredakan suhu bumi
Tapi kedatangannya ini belumlah hujan sungguhan pada musimnya
Hujan sebagai penanda akan datangnya perubahan musim semata: kemarau ke penghujan

Bersiap-sedialah
Kalau hujan benar-benar datang menyambangimu
Tak usah juga kau berkomentar
"Kok hujan?"

(3)

Terus, maumu apa?
Mendapat asupan cahaya matahari, merasa kepanasan
Giliran mendapatkan siraman air hujan, jadi mengeluh lagi
Apa mendung saja enaknya?

Oo, itu juga bukan solusi baik
Pebisnis cucian baju pada menangis kalau begitu
Petani garam juga tak bisa memanen hasil yang baik
Justru mendung membuat terperangkapnya sirkualasi udara di bumi: jadi gerah sangat

Panas dan hujan
Diterima sajalah apa adanya
Sebab itu sudah takdir dari sananya
Pakailah akal budi dan kebijaksanaanmu

Jangan suka mengeluh ini dan itu
Tak ada akan ada cuaca yang benar-benar pas di pikiran dan hatimu
Ubah saja sudut pandangmu
Berbaurlah, beradaptasi dengan segala keadaan yang ada

Supaya tak ada lagi kau merasa terganggu
Dengan keadaan alam yang ada sekitarmu
Karena bukan hanya kau yang merasakan ini semua
Segala makhluk pun mengalami hal yang sama

18 Oktober 2021

Hendra Setiawan

*) Sebelumnya (Artikel Utama): 

Museum Kaya Pengetahuan, Sepi Peminat

Antisipasi Penyalahgunaan Identitas Diri dengan Cara Ini

Hari Satwa Sedunia dan Misi Maskot Olahraga

Memanfaatkan Ulang Bahan Limbah Dapur yang Terbuang untuk Berkebun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun