(1)
Berhari-hari ini terasa panas menyengat
Gerah
Haus
Berkeringat
Kau bersungut-sungut
"Duh, panas sekali!"
Tak nyaman
Kipas angin pun tak mempan
Sungguh, hari-hari yang luar biasa
Cuma segar terasa saat mandi
Selebihnya seperti roti di dalam oven
Bisa matang lama-kelamaan
Protes
Biasa, itu kelakuan yang tak bisa dibendung
Sudah mendarah daging
Kebiasaan
Padahal ini semua adalah gejala alami
Fenomena alam biasa
Setiap tahun terus berulang
Tapi tetap tak bisa mengendalikan diri
(2)
Tik..tik... tik...
Bunyi hujan di atas genting
Hah... jangan ikut bernyanyi
Benar, ada air turun dari langit
Hujan, ya... hujan
Keinginanmu terkabul
Kau tidak merasa kegerahan lagi
Lebih terasa enak, bukan?
Sudah, jangan bsersungut lagi
Hujan ini telah meredakan suhu bumi
Tapi kedatangannya ini belumlah hujan sungguhan pada musimnya
Hujan sebagai penanda akan datangnya perubahan musim semata: kemarau ke penghujan
Bersiap-sedialah
Kalau hujan benar-benar datang menyambangimu
Tak usah juga kau berkomentar
"Kok hujan?"
(3)
Terus, maumu apa?
Mendapat asupan cahaya matahari, merasa kepanasan
Giliran mendapatkan siraman air hujan, jadi mengeluh lagi
Apa mendung saja enaknya?
Oo, itu juga bukan solusi baik
Pebisnis cucian baju pada menangis kalau begitu
Petani garam juga tak bisa memanen hasil yang baik
Justru mendung membuat terperangkapnya sirkualasi udara di bumi: jadi gerah sangat
Panas dan hujan
Diterima sajalah apa adanya
Sebab itu sudah takdir dari sananya
Pakailah akal budi dan kebijaksanaanmu
Jangan suka mengeluh ini dan itu
Tak ada akan ada cuaca yang benar-benar pas di pikiran dan hatimu
Ubah saja sudut pandangmu
Berbaurlah, beradaptasi dengan segala keadaan yang ada
Supaya tak ada lagi kau merasa terganggu
Dengan keadaan alam yang ada sekitarmu
Karena bukan hanya kau yang merasakan ini semua
Segala makhluk pun mengalami hal yang sama
18 Oktober 2021
Hendra Setiawan
*) Sebelumnya (Artikel Utama):Â
Museum Kaya Pengetahuan, Sepi Peminat
Antisipasi Penyalahgunaan Identitas Diri dengan Cara Ini
Hari Satwa Sedunia dan Misi Maskot Olahraga
Memanfaatkan Ulang Bahan Limbah Dapur yang Terbuang untuk Berkebun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H