Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Museum Kaya Pengetahuan, Sepi Peminat

13 Oktober 2021   17:00 Diperbarui: 14 Oktober 2021   11:49 1824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penjelasan lukisan oleh kurator Museum Macan (sumber: Instagram via tribunnews.com)

Museum, Tempat Nostalgia dan Belajar Sejarah

Museum di Indonesia sepi peminat. Kenyataan ini tak bisa dimungkiri. Bahkan penetapan Hari Museum Nasional saja baru resmi berlaku pada 2015 lalu. Saat itu ada Musyawarah Museum se-Indonesia (MMI), yang diikuti 250 pengelola museum, bertempat di Malang, Jawa Timur.

Kesepakatan memilih tanggal 12 Oktober sebagai Hari Museum terinspirasi dari gelaran MMI pertama di Yogyakarta, yang diikuti 40 pengelola museum. Jadi tahun 2021 ini adalah peringatan keenam kalinya. Pada perayaan yang juga dipusatkan di Yogyakarta, mengungkap saat ini sudah ada 509 museum di Indonesia.

Mengunjungi museum sebetulnya juga bisa dikatakan sebagai wisata tapi yang bersifat non-alam. Banyak manfaat yang bisa didapatkan di tempat seperti ini.

1. Menambah Wawasan dan Pengetahuan

Apapun nama museum atau koleksi yang ada di dalamnya, museum itu seperti rumah edukasi. Adanya koleksi benda bersejarah dan unik, bisa memberikan informasi yang baru. Apalagi kalau ada cerita di balik benda pajangan tadi, wawasan, dan pengetahuan bisa makin bertambah luas.

2. Respon dan Interaksi Sosial

Meskipun yang dipajang adalah benda mati, namun interaksi dengan makhluk yang hidup jangan sampai terlupa. Dengan menyapa sesama pengunjung, bisa menambah teman baru. Barangkali dengan hobi atau minat yang sama, bisa berjejaring dan belajar lebih lanjut.

Termasuk juga adalah staf atau penjaga museum. Lebih baik "memanfaatkan" mereka daripada membiarkannya hanya sebagai pengawas ruangan. Sebab tak jarang ada informasi berharga yang bisa diketahui, lebih dari hanya sekadar membaca info sekilas koleksi museum. 

3. Sumber Referensi Visual

Membaca teks di buku, melihat gambar atau foto semata sebenarnya juga cukup untuk mengerti sebuah museum itu koleksinya apa. Namun, tentu itu amat terbatas. Berbeda jika datang secara langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun