***
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) lewat penelitian Cancer Chemoprevention Research Center, menemukan ekstrak ciplukan sebagai bahan obat yang mampu menginduksi apoptosis (kematian) pada sel kanker payudara.
Tak hanya buah, akar dan daun ciplukan memiliki khasiat untuk melawan penyakit. Akar ciplukan berkhasiat sebagai obat cacing dan penurun demam. Daunnya bisa mengatasi busung air, patah tulang, borok, bisulan, keseleo, nyeri perut, penguat jantung, dan kencing nanah. Sementara buahnya dapat dijadikan obat epilepsi, jantung, susah buang air kecil.
Pemanfaatan di Luar Negeri
Sementara itu, di luar negeri, misalnya di Taiwan, buah ciplukan diolah menjadi racikan obat tradisional. Ia dipakai untuk mengobati diabetes, asma, malaria hingga hepatitis.
Di Peru, daun dan buah mungil ini pemanfaatannya sebagai obat penyakit hati, malaria, dan hepatitis. Di Afrika Barat, sering digunakan untuk menyembuhkan kanker.
Di Amerika (lembah Amazon) sendiri, buah ciplukan biasa diolah menjadi jus. Jus ini dimanfaatkan sebagai obat penenang, pembersih darah (depuratif), anti-rematik hingga mengobati sakit telinga.
Pantas saja harganya jadi mahal di supermarket. Khasiatnya ternyata banyak. Lha, di sini malah dibuang percuma, wkwk... Jadi sebenarnya petani kita juga bisa kaya kalau bisa mengelolanya dengan baik.
Tak Kenal Tak Sayang
Anak masa kini, yang di kota besar barangkali asing dengan nama buah ini. Ternyata ada untungnya dulu pernah sekolah di lingkungan setengah desa setengah kota.
Lingkungan sekoah yang "mewah" alias mepet sawah tanpa batas tembok. Lingkungan kawan-kawan yang suka demen menjelajah ala Bolang (Bocah Petualang). Jadi pulang sekolah kadang tidak melewati jalan yang benar, tapi lewat areal persawahan.