Membaca Saja Masih Belum Cukup, Menulislah!
Seseorang yang membaca saja, ia hanya mendapat manfaat dari satu sisi, menerima semata. Sementara, kalau menulis, seorang setidaknya harus melakukan pengamatan, dan tentu saja membaca lagi sebagai sumber dasarnya.Â
Dengan menulis, orang akan lebih banyak berpikir, lalu mengeksplorasi daya nalar, pikiran mereka. Menganalisanya lebih lanjut, hingga akhirnya membuahkan sebuah kesimpulan sementara. Lalu ia mengujinya kembali, sampai akhirnya mendapatkan hal yang final.
Jika membaca, hanya untuk kepentingan diri sendiri. Maka menulis bisa juga berimbas pada kepentingan banyak orang. Dan tentu saja itu akan menjadi ‘warisan abadi’ di kemudian hari.
Dengan menulis, otak bekerja lebih giat. Ia akan membuka memori kembali, mengingat rekaman segala peristiwa yang dialami. Kejadian-kejadian yang nyata.
Menulis membuat orang berimajinasi. Membayangkan tentang segala sesuatu berdasarkan infornasi dan pengetahuan yang telah tersimpan sebelumnya di otak.
Menulis membuat orang berkreasi dan berkreativitas untuk menyusun abjad, kata, kalimat, paragraf, alinea, bab-sub bab, dan seterusnya. Rangkaian kata-kata mati yang akhirnya bisa membentuk sebuah rangkaian kisah yang bisa dipahami dan dimengerti oleh orang yang membacanya.
Menulis bisa dianggap sebagai step atau langkah yang lebih tinggi, ketimbang hanya sekadar membaca. Menulislah selagi masih ada waktu dan kesempatan.
Dengan menulis, segala peristiwa yang pernah dialami, segala uneg-uneg, gagasan, cita-cita, ide, harapan, hingga keluh kesah dapat tersampaikan.
Ketika yang tak terkatakan itu itu menjadi tertulis, maka itulah sebuah sejarah baru. Seperti sebuah kalimat dalam bahasa latin, "Verba Volant Scripta Manent". Hal yang hanya terkatakan akan segera lenyap. Namun yang tertuliskan akan menjadi abadi."