Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Membaca Saja Belum Cukup, Menulislah! (Catatan Tulisan Ke-300)

17 April 2021   17:00 Diperbarui: 17 April 2021   17:01 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiga ratus. Yup, ini adalah tayangan tulisan ke-300. Saya tak pernah sekalipun membayangkan bisa menorehkan karya sampai sejauh ini. Angka yang lumayan. Bisa lumayan masih sedikit atau sudah lumayan banyak. Terserahlah mau memandangnya dari sudut mana.

Sebagai bahan reflektif saja untuk merayakan tulisan ke-300 ini, membandingkannya dengan yang namanya membaca. Ya, menulis dan membaca, satu paket yang tak terpisahkan.

Hobi membaca saja, rasanya belumlah bisa dikatakan "cukup". Kecuali kalau itu buat diri sendiri, mungkin bisa. Tetapi informasi dan pengetahuan yang didapatkan, dimiliki dari membaca itu, akan berhenti begitu saja.

Menerima dan Memberi

Sebuah ilustrasi menarik adalah sebuah tempat yang bernama Laut Mati. Sebenarnya ini adalah juga nama sebuah danau yang membujur di daerah antara Israel, Daerah Otoritas Palestina dan Yordania. Letaknya 417,5 meter di bawah permukaan laut, yang menjadikannya titik terendah di permukaan bumi.

Laut Mati kadar garamnya amat tinggi, yang membuatnya tak mungkin bagi makhluk hidup untuk mampu bertahan hidup. Itulah alasan mengapa namanya Danau Laut Mati. Meski begitu, sebenarnya ia juga tak benar-benar mati, karena beberapa jenis bakteri bisa hidup di sini. 

Danau Laut Mati yang unik, menjadikannya tempat wisata. Sebab orang dapat dengan mudahnya mengapung di tempat ini, walau ia tak bisa berenang sekalipun.

Berkebalikan dengan itu, di Israel juga terdapat nama danau yang cukup terkenal. Danau Galilea (Laut Galilea), yakni danau air tawar terbesar. Luasnya sekitar 53 kilometer (33 mil) dan kedalamannya mencapai 209 meter. Air hangat pada Danau Galilea menyebabkan banyak flora dan fauna yang bisa hidup.

Di antara kedua danau tersebut, ada sebuah sungai yang saling menghubungkannya. Sungai ini juga sebagai batasan antara Israel dan Yordania. Namanya adalah Sungai Yordan.

Adanya kehidupan di Danau Galilea adalah karena ia menerima dan membagikan air. Sedangkan di danau Laut Mati kehidupan sekan berakhir karena ia hanya menyimpan air itu untuk dirinya sendiri.

Sesuai namanya Laut Mati, ia benar-benar mati. Tidak berfungsi. Beda dengan kedua aliran sungai yang memberi pasokan air ke Laut Mati. Airnya punya banyak manfaat.

Tangkapan layar google maps
Tangkapan layar google maps

Membaca Saja Masih Belum Cukup, Menulislah!

Seseorang yang membaca saja, ia hanya mendapat manfaat dari satu sisi, menerima semata. Sementara, kalau menulis, seorang setidaknya harus melakukan pengamatan, dan tentu saja membaca lagi sebagai sumber dasarnya. 

Dengan menulis, orang akan lebih banyak berpikir, lalu mengeksplorasi daya nalar, pikiran mereka. Menganalisanya lebih lanjut, hingga akhirnya membuahkan sebuah kesimpulan sementara. Lalu ia mengujinya kembali, sampai akhirnya mendapatkan hal yang final.

Jika membaca, hanya untuk kepentingan diri sendiri. Maka menulis bisa juga berimbas pada kepentingan banyak orang. Dan tentu saja itu akan menjadi ‘warisan abadi’ di kemudian hari.

Dengan menulis, otak bekerja lebih giat. Ia akan membuka memori kembali, mengingat rekaman segala peristiwa yang dialami. Kejadian-kejadian yang nyata.

Menulis membuat orang berimajinasi. Membayangkan tentang segala sesuatu berdasarkan infornasi dan pengetahuan yang telah tersimpan sebelumnya di otak.

Menulis membuat orang berkreasi dan berkreativitas untuk menyusun abjad, kata, kalimat, paragraf, alinea, bab-sub bab, dan seterusnya. Rangkaian kata-kata mati yang akhirnya bisa membentuk sebuah rangkaian kisah yang bisa dipahami dan dimengerti oleh orang yang membacanya.

Menulis bisa dianggap sebagai step atau langkah yang lebih tinggi, ketimbang hanya sekadar membaca. Menulislah selagi masih ada waktu dan kesempatan.

Dengan menulis, segala peristiwa yang pernah dialami, segala uneg-uneg, gagasan, cita-cita, ide, harapan, hingga keluh kesah dapat tersampaikan.

Ketika yang tak terkatakan itu itu menjadi tertulis, maka itulah sebuah sejarah baru. Seperti sebuah kalimat dalam bahasa latin, "Verba Volant Scripta Manent". Hal yang hanya terkatakan akan segera lenyap. Namun yang tertuliskan akan menjadi abadi."

Semoga segala tulisan yang pernah ada, itu semua bisa menjadikan sebuah kenangan. Memberikan inspirasi dan motivasi baru. Memberikan informasi dan pengetahuan yang lebih. Sehingga tulisan benar-benar bermanfaat dan bisa menjadikan warisan yang berharga.

17 April 2021

Hendra Setiawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun