Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surat Mandat Berujung Prahara di Negeri Kitiran

13 Maret 2021   17:00 Diperbarui: 13 Maret 2021   17:03 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com

***

Begitulah... Kelak kekuasaan Raja semakin berkurang. Pengaruh Menteri Utama justru semakin besar. Pelan-pelan, ia bisa mengambil hati Majelis Kerajaan Negeri Kitiran. Hingga kelak ia pun akhirnya menggantikan kedudukan Sang Raja. 

Walaupun Sang Raja kondisi kesehatannya menjadi kian menurun pasca tak lagi menjadi pucuk pimpinan, namun itu juga tak membuat tenang Menteri Utama. Masih banyak rakyat Negeri Kitiran yang amat setia kepada Raja. Tentunya ini bisa dianggap menjadi musuh yang berbahaya bagi kekuasaan Menteri Utama. 

Maka, dengan cara halus, Sang Raja disingkirkan pelan-pelan dari Bale Kerajaan, kompleks tempat tinggal ia dan keluarga besarnya berdiam. Sang Raja  dan keluarga 'diamankan' dari segala bentuk gangguan. Dengan kata lain, mereka hidup dalam pengasingan, di bawah kuasa pengawasan kerajaan. Jadi, tak lagi setiap rakyat bisa mengunjungi Sang Raja. Syaratnya sangat ketat, bahkan terhadap kerabat dan karib Sang Raja sendiri.

Tentu, rakyat yang masih mencintai Sang Raja tidak bisa berbuat apa-apa. Tunduk pada peraturan baru dari penguasa yang baru. Daripada taruhan nyawa hilang melayang sia-sia.

***

Nah, cucuku, soal kedua surat tadi, hingga kisah ini kaudengarkan, belum ada satupun yang tahu persis bentuk dan isinya yang asli. Hanya versi siapa, itu yang tersedia.

"Semoga kaudapat mengambil saripatinya," kata sang kakek sembari mengusap rambut cucu kesayangan yang rupanya sudah terlelap pulas.

13 Maret 2021

Hendra Setiawan

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun