Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"Save Aksara", Upaya Menyelamatkan Aksara Nusantara

11 Maret 2021   19:20 Diperbarui: 11 Maret 2021   19:35 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pura dan asrama Pemprov Bali di Surabaya, menggunakan aksara Bali (dok. prbadi)

Tentu, upaya PANDI dalam melakukan digitalisasi aksara nusantara ke dalam format Internationalize Domain Name (IDN) perlu untuk mendapat dukungan berbagai pihak.

Keberadaan IDN di era digital saat ini dirasa penting, mengingat pertumbuhan pengguna internet dunia semakin besar. Namun di sisi lain, masyarakat Indonesia sudah terbiasa memakai huruf latin untuk menulis atau mengetik. Maka, ke depan, bukan tidak mungkin, aksara daerah Indonesia bisa punah.

Kekuatiran akan hal tersebut, perlu membuat sebuah wadah agar bahasa ibu bisa terus dituturkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Salah satunya adalah program khusus bertajuk MIMDAN tadi.

Pada laman situs Indonesia.go.id menerangkan, sejak abad ke-15, aksara Nusantara berkembang pesat. Hal itu ditandai dengan beragamnya aksara untuk menuliskan berbagai bahasa daerah. Namun, perannya mulai tergeser oleh abjad Arab dan alfabet Latin. Penggunaan aksara Nusantara mengalami penurunan pada pertengahan abad XX dan hanya diterapkan dalam konteks terbatas.

Setidaknya, terdapat 12 aksara daerah yang merupakan bagian dari kekayaan kesusastraan dan budaya Indonesia. Ke-12 aksara lokal tersebut adalah aksara Jawa, Bali, Sunda Kuno, Bugis atau Lontara, Rejang, Lampung, Karo, Pakpak, Simalungun, Toba, Mandailing, dan Kerinci (Rencong atau Incung).

Pura dan asrama Pemprov Bali di Surabaya, menggunakan aksara Bali (dok. prbadi)
Pura dan asrama Pemprov Bali di Surabaya, menggunakan aksara Bali (dok. prbadi)
Internasionalisasi Aksara Nusantara

Sebagai timbal balik kerjasana, upaya digitalisasi aksara Nusantara gaungnya akan bertambah besar. Sebab, UNESCO turut mengundang Indonesia, dalam hal ini PANDI,  untuk memaparkan program digitalisasi aksara Nusantara dalam satu forum di Paris, Prancis, November mendatang. Undangan ini diterima PANDI pada 3 Maret 2021

Kegiatan ini berisikan laporan tentang implementasi atau pencapaian yang terkait dengan rekomendasi bidang pendidikan, budaya dan salah satunya adalah terkait rekomendasi bahasa daerah.

Konferensi Umum UNESCO telah mengakui pentingnya mempromosikan multibahasa dan akses yang adil ke informasi dan pengetahuan, terutama di domain publik. Mereka akan mengajak negara anggotanya untuk mendukung mereka mengenai pengembangan informasi multikultural.

Sejalan dengan proyek ini, pada tahun 2022-2023 ditetapkan sebagai Dekade Internasional Bahasa Pribumi.

Kolase gambar dari twitter/PANDI
Kolase gambar dari twitter/PANDI
Bukan Jalan Mudah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun