Ghosting, Apa Itu?
Ah, istilah ini seperti menakutkan saja, ya? Ghost, hantu. Seperti hantu, tidak terlihat. Menghilang, tapi auranya bisa dirasakan sebagian orang, khususnya yang mengalami. Barangkali karena itulah, kata baru ini muncul dan popuker.
Kata ghosting sendiri jika dilacak, berasal dari Bahasa Inggris yang secara kamus berarti berbayang. Namun kata ghosting sekarang bermakna meluas. Dipergunakan pada keadaan ketika sesorang tetiba menghilang begitu saja tanpa ada penjelasan.
Istilah lain yang terkait adalah 'Pemberi Harapan Palsu' (PHP). Sebab biasanya korban ghosting sudah mengharap sesuatu yang lebih dari komunikasi yang selama ini sudah terjalin.
Ghosting juga bisa berupa tindakan tidak memberi kabar atau mendiamkan pasangan tanpa sebab. Ditanya kabar beritanya, tidak ada jawaban yang diberikan.
Pelaku  ghosting mungkin tidak terlalu bermasalah dengan hal ini. Walaupun di situlah letak sebenarnya persoalan yang ia sebabkan. Ia sama sekali tidak memperhitungkan perasaan orang lain. Hanya untuk kepentingan dan kesenangannya sendiri.
Efek Ghosting
Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, fenomena ghosting ternyata  bisa dialami pria dan wanita yang menjalani hubungan cinta dalam persentase yang sama (50:50).
Dampak alias efek emosional karena ghosting dapat menghancurkan pasangan yang ditinggalkan. Mereka  bisa menjadi cemas dan merasa tidak dicintai.
Tidak adanya kelancaran dalam gaya komunikasi antara dua insan, bisa muncul perasaan-perasaan negatif, seperti misalnya cemas, ragu, curiga, atau perasaan yang menjauh.
Kondisi tersebut, suatu ketika juga dapat menyebabkan seseorang menjadi lebih sulit untuk percaya pada orang lain, terutama dalam konteks hubungan romantis.